Perlu ada kampanye menghentikan misinformasi

Jakarta (ANTARA) - Pertemuan pra konferensi tingkat tinggi (KTT) Youth 20 di Nusa Tenggara Barat (NTB) 23 hingga 25 April 2022 mengagendakan membahas sejumlah hal dengan tujuan mendorong peran anak muda dalam transformasi digital di negara-negara G20.

Pra KTT Y20 akan diisi sejumlah diskusi yang membahas manfaat transformasi digital dalam meningkatkan kesadaran keuangan digital anak muda, selain mempromosikan inklusi dan inovasi mereka dalam tata kelola digital.

Co-Chair Youth 20 (Y20) Gracia Paramita, dalam pernyataan pers dikutip Selasa malam, mengatakan akan ada dua sub topik yang dibahas dalam pra KTT 2 tersebut. Pertama, mengenai peran pemuda dalam tata kelola digital. Kedua, terkait jalur keuangan atau keuangan digital.

Menurut Gracia, banyak anak muda yang merasa resah dengan keamanan privasi data dan big data. "Dari hasil survei yang kami lakukan terhadap 5.700 pemuda di 19 negara Group 20 (G20) diketahui 64 persen responden mengaku cemas terhadap personal data security di dalam platform digital," katanya.

Para responden mengaku cemas data yang ada dalam platform digital rawan diperjualbelikan dalam pasar gelap digital. Oleh karena itu, kata Gracia, para pemuda yang berkumpul dalam Y20 akan membahas di antaranya hal-hal yang dirasa meresahkan dalam transformasi digital.

Sementara berkaitan dengan keuangan digital, para pemuda di Y20 merasa resah dengan maraknya pinjaman daring dan aplikasi keuangan digital.

"Hal itu juga yang akan kami bahas dalam pertemuan nanti. Bagaimana peran pemuda dalam mengelola keuangan digital. Serta bagaimana antisipasi ketika ada pinjaman online ilegal atau bentuk-bentuk transaksi digital ilegal," jelasnya.

Dari hasil survei juga diketahui, sebanyak 61 persen dari 5.700 responden pemuda di negara G20 memiliki masalah dengan konektivitas internet. Kemudian juga mengenai akses yang mahal untuk mendapatkan kecepatan internet.

Forum Y20 menginginkan dari Presidensi G20 Indonesia ini ada penegakan hukum bagi pelanggar di dunia digital sehingga tidak terjadi lagi jual beli data yang merugikan masyarakat.

Terkait pelanggaran privasi data, Y20 menginginkan ada penegakan hukum (law enforcement). "Jadi tindakan lebih tegas dari pemerintah termausk sistem blok atau seperti sistem kontrol yang ketat ketika memang terjadi pembobolan data atau hacker dan lainnya," kata Gracia.

Gracia menuturkan, Y20 juga ingin adanya kampanye bersama mengenai antisipasi berita hoaks. Kampanye ini harus dilakukan bersama di negara G20 sehingga seluruh masyarakat bisa mengetahui dan tidak dirugikan dengan berita yang tidak benar.

"Selain itu ada berita hoaks, misinformasi, disinformasi, hate speech yang menjadi topik kedua di dalam tata kelola digital. Karena sebagian besar generasi muda baik itu menjadi pelaku maupun menjadi korban. Perlu ada kampanye menghentikan misinformasi, disinformasi mengurangi ini," Gracia berhadap.

Gracia berpendapat, dalam memanfaatkan perkembangan digital harus dibarengi dengan kemampuan mengembangkan nilai moral. Sehingga, segala hal yang dilakukan tetap pada koridor dan tidak kebablasan. "Hal itu menjadi penting karena terkadang kita lupa etika dalam bertindak sehingga menyingkirkan etika secara fisik maupun secara digital."

KTT Y20 yang mengusung tema "From Recovery to Resilience: Rebuilding the Youth Agenda Beyond COVID-19" akan digelar pada 17 hingga 24 Juli 2022 dan akan dipusatkan di dua kota, Jakarta dan Bandung.

Y20 merupakan wadah konsultasi resmi bagi para pemuda dari seluruh negara anggota G20 untuk dapat saling berdialog.

Baca juga: LaNyalla harap Indonesia manfaatkan momentum KTT Youth 20

Baca juga: Ridwan Kamil yakin Jakarta-Bandung sanggup rumuskan agenda dalam Y20

Baca juga: Anies berharap KTT Youth 20 beri kesempatan pemuda jadi warga "dunia"

Pewarta: Suryanto
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022