"Waktu untuk meminta Kenya menghentikan perang telah berlalu. Pilihan hanya untuk melawan mereka. Kenya, anda telah memulai perang dan karena itu anda harus menghadapi konsekuensinya," kata juru bicara Al Shabaab, Sheikh Muktar Robow Abu Mansur, di depan demonstrasi di dekat Mogadishu.
Tetapi Somalia menyatakan tidak menyetujui penyerbuan pasukan Kenya ke wilayah selatan negara Tanduk Afrika itu untuk memerangi gerlyawan Al-Shabaab, namun akan membentuk komite keamanan untuk bekerja sama dengan Nairobi.
Presiden Somalia Sheikh Sharif Ahmed mengungkapkan keberatannya atas penyerbuan 11 hari pasukan Kenya, dan Nairobi meminta klarifikasi resmi mengenai sikap pemerintah Somalia itu.
Pernyataan Ahmed itu menyulut kecaman-kecaman dari sejumlah kalangan Somalia, khususnya di wilayah selatan dimana pasukan Kenya telah menguasai sejumlah kota dari Al-Shabaab, dan membuat khawatir beberapa negara Barat yang mendukung dan mendanai pemerintah Somalia.
"Kenya telah memberi kami dukungan logistik dan melatih pasukan kami, namun kami tidak setuju pasukan mereka menyeberangi perbatasan kami," kata Ahmed pada jumpa pers.
"Pasukan Somalia kami memiliki kemampuan untuk memerangi Al-Shabaab di Somalia," katanya menegaskan.
Dalam satu klarifikasi, pemerintah Somalia menyatakan hanya sepakat dengan Kenya untuk bekerja sama dalam melakukan koordinasi militer yang dipimpin pasukan Somalia yang dilatih oleh pemerintah Kenya.
Namun, pernyataan yang dikeluarkan kementerian penerangan itu tidak meminta pasukan Kenya untuk meninggalkan Somalia.
Pasukan Kenya pada Minggu (16/10) meluncurkan penyerbuan ke Somalia untuk memburu Al-Shabaab yang dituduh mendalangi penculikan warga asing di Kenya dan mengklaim telah membunuh puluhan gerilyawan dari kelompok tersebut.
(H-AK/B002)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011