Jakarta (ANTARA News) - Seorang dokter spesialis anak mengingatkan orang tua agar mewaspadai anak yang cepat lelah sebagai pertanda diabetes yang seringkali sulit dideteksi hingga anak tersebut menderita penyakit diabetes mellitus (DM) tipe 1 kronis.

"Ada beberapa gejala yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah seorang anak diduga diabetes atau tidak, yaitu jika ia banyak makan, banyak minum dan banyak buang air kecil. Terutama juga harus diwaspadai jika anak berat badannya turun dan merasa cepat lelah," papar dr Erwin P Soenggoro, SpA(K), "Project Manager" dari "Manajemen DM Tipe 1 di Indonesia secara Komprehensif dan Terintegrasi" dalam seminar di Jakarta, Rabu.

Indonesia saat ini belum memiliki angka pasti kejadian baru kasus DM tipe 1 pada anak karena kurangnya data dan penelitian yang ada dibandingkan dengan di beberapa negara lain. Perhatian khusus mulai diberikan kepada diabetes anak itu karena mulai meningkatnya jumlah penderita.

Hingga Oktober 2011, tercatat ada 709 anak penyandang DM tipe 1 dan jumlah itu mengalami peningkatan lebih dari 400 persen dan merupakan data yang paling tinggi dibandingkan di negara-negara lain yang menjalankan program serupa yang disponsori oleh World Diabetes Foundation (WDF) itu.

"Deteksi dini sangat penting dalam menangani penyakit ini karena masih banyak kasus yang terjadi dimana pasien diabetes pada awalnya tidak terdiagnosis dan kemudian terlambat mendapatkan penanganan atau tidak terdiagnosis sama sekali sehingga menyebabkan pasien tersebut harus masuk ICU atau menyebabkan kematian," papar Erwin.

Salah satu kesulitan untuk pencegahan diabetes pada anak disebut Erwin adalah karena faktor resiko dari penyakit terganggunya produksi hormon insulin itu banyak, seperti defisiensi vitamin D.

"Di Finlandia, banyak anak dengan DM tipe 1, pernah diduga juga apakah karena konsumsi susu yang berlebihan tapi belum bisa dipastikan juga kalau itu penyebabnya, hanya sebagai salah satu faktor resiko," ujar Erwin.

Sementara itu, World Diabetes Foundation meluncurkan program untuk pencegahan dan penanganan diabetes di negara berkembang dengan mendanai 270 kegiatan di 100 negara yang berfokus pada peningkatan kesadaran akan diabetes, pencegahan dan komplikasinya serta edukasi dan pelatihan terhadap penyandang diabetes dan pakar kesehatan.

"Kegiatan-kegiatan ini memiliki pengaruh langsung terhadap penanganan diabetes pada 76,5 juta orang di negara-negara berkembang dimana World Diabetes Foundation berperan sebagai katalis dalam membangun hubungan dengan pihak-pihak terkait seperti pemerintah, organisasi khusus diabetes, rumah sakit dan pemilik kekuasaan," papar WDF Representative Hanne Strandgaard.

Pada tahun 2008, UKK Endokrinologi Anak Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mendapatkan bantuan dari WDF untuk meningkatkan kepedulian terhadap DM tipe 1 pada anak di Indonesia melalui pelatihan bagi dokter spesialis anak, pelatihan edukator, pelatihan keluarga dan program sejenis.

Project Leader DM tipe 1 di Indonesia dr. Aman Pulungan, SpA(K) menyatakan, angka kejadian pasti DM tipe 1 memang belum ada namun dengan populasi yang mencapai 237 juta dari hasil sensus BPS 2010 dan 30 persen diantaranya adalah anak-anak, maka dapat dihitung kisaran jumlah penyandang DM tipe 1.

"Jika merujuk pada negara tetangga yang memiliki latar belakang etnis dan kulturan yang hampir sama seperti Singapura dan Malaysia, perkiraan angka kejadian baru DM tipe 1 di Indonesia sebesar 0,3 per 100 ribu anak pertahun atau sekitar 240 kasus baru setiap tahunnya," ujar Aman.
(T.A043/M026)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011