“Di tengah situasi pandemi dan menuju 2024, masyarakat dengan mudah terpolarisasi,” ujar Andre dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa.
Oleh karena itu, kata dia, perlu gerakan Kohesi Kebangsaan. Gerakan itu bertujuan untuk meredam ancaman polarisasi yang semakin menajam, termasuk beredarnya ujaran kebencian dan berita bohong (hoaks) di tengah situasi pandemi. Gerakan Kohesi Kebangsaan merupakan gerakan yang telah bergulir sejak 28 Oktober 2021.
Baca juga: Ikatan Alumni UI ingatkan perlunya penanganan regresi demokrasi
“Adanya digitalisasi membuat masyarakat semakin mudah terpolarisasi. Makanya kohesi ini harus dikenal orang dan forum yang pas di MPR, karena orang paling gampang sekarang membahas persepsi,” kata Andre.
Wakil Ketua MPR Arsul Sani mendukung inisiasi kolaborasi kegiatan antara Iluni UI dan MPR. Asrul menyatakan kesiapannya untuk berpartisipasi dalam kolaborasi tersebut.
Anggota DPR dan Sekjen Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno, mengatakan jika dibiarkan polarisasi akan terus mengakar dan diperkirakan akan kembali terjadi pada 2024. Oleh karena itu, Eddy berharap perlunya upaya sedini mungkin untuk mencegahnya.
Baca juga: Iluni UI: Resiliensi kunci utama bangkit dari pandemi COVID-19
Eddy percaya, Iluni UI bisa menjadi salah satu motor dalam upaya mencegah polarisasi, dengan mempromosikan gagasan kohesi kebangsaan secara aktif.
Sementara itu, Ketua Iluni UI Herzaky Mahendra Putra menekankan pentingnya kolaborasi bagi seluruh elemen bangsa untuk menjaga dan merawat kohesi kebangsaan, termasuk alumni UI di parlemen. Ruang publik semakin banyak dipenuhi narasi-narasi yang memecah belah.
Baca juga: Buka sentra vaksinasi, Iluni UI dukung program vaksinasi COVID-19
“Tugas kita semua untuk memastikan narasi-narasi memecah belah ini tidak mendominasi percakapan publik. Salah satu caranya adalah memenuhi ruang publik dengan diskursus-diskursus positif. Gerakan Kohesi Kebangsaan ini merupakan wujud nyata dari upaya mengedukasi publik untuk mengedepankan kebersamaan di tengah perbedaan, bukannya terpengaruh upaya-upaya polarisasi,” kata Herzaky.
Pewarta: Indriani
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022