Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 18 anak Indonesia berusia 14-16 tahun yang tergabung dalam skuad Tunas Garuda sejak Senin (24/10) mulai berlatih di Arsenal Soccer Camp di Highgate Wood School, Homsey, London, Inggris dan mendapat arahan dari sejumlah pelatih Arsenal Soccer School.
Secara keseluruhan penampilan para pemain Tunas Garuda mendapatkan pujian dari para pelatih Arsenal Junior karena mereka telah memiliki modal dasar sepakbola yang baik. "Good job, Guys. Fantastic. Well done."
Itulah beberapa kata yang selalu diucapkan salah seorang staf pelatih Arsenal School Development saat melatih anak-anak Tunas Garuda. Ben, pelatih dari Sekolah Sepak Bola Arsenal London misalnya, mengaku kagum dan memuji penampilan Tunas Garuda. "Mereka punya modal yang baik. Justru kami yang bermain buruk, terutama babak kedua," kata Ben.
Siaran manajemen Tunas Garuda di Jakarta, Rabu, menyebutkan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum yang menemani mereka mengatakan, pada hari pertama ke 18 anak tersebut langsung melakukan latihan yang di pantau para pelatih Arsenal U-17.
"Mereka sangat semangat karena langsung mendapatkan latihan sepakbola profesional dari para pelatih yang berpengalaman, padahal cuaca dibawah 10 derajat celcius," katanya.
Anas mengaku gembira dengan semangat para pemain tunas Garuda yang mampu menyerap semua instruksi pelatih Arsenal yang diberikan kepada mereka. "Pelatih tadi bilang mereka sangat bersemangat berlatih di sini, dan penampilan mereka bagus. Saya sangat gembira melihat hasil latihan anak-anak," kata Anas.
Laga persahabatan pertama antara Tunas Garuda melawan tim Arsenal U-17 digelar Senin, 24 Oktober 2011 pukul 16.00 waktu London. Pada laga di sebuah lapangan sintetis di Market Road itu, anak-anak Tunas Garuda bertanding dengan agresif di tengah cuaca yang sangat dingin.
Karena tidak terbiasa bermain di suhu sedingin itu, juga karena kurang minum air putih dan minim konsumsi gula, energi anak-anak pun cepat terkuras. Beberapa anak kram di tengah laga, yakni gelandang asal Papua, Terens Owang Priska Puhuri, bek asal Papua, Mariano Orthis Podakan Fahmi, dan Fahmi. Kiper Adek Edo Kurnia Caniago bahkan cedera karena betisnya "dihajar" pemain Arsenal.
Pemain Arsenal yang mencederai Edo juga menjegal engkel gelandang Rendy Refsanyami sehingga ia terpaksa keluar lapangan dan diganti Lukman Naim yang asal Semarang. Meski begitu, Tunas Garuda berhasil membobol gawang Arsenal yang dibesut Nazarul Fahmi, striker asal Aceh yang ikut audisi Tunas Garuda di Medan.
Anak-anak Tunas Garuda memang benar-benar menunjukkan kemampuannya menggocek bola, pasing, dribble, hingga kepiawaian dalam akurasi tendangan ke gawang. "Sudah jauh ke sini, ke Arsenal pula, kami harus bersungguh-sungguh menunjukkan diri," kata Rizal Yuliana Iman Fauzi, gelandang Tunas Garuda yang asal Semarang, Jawa Tengah.
Rizal yang bersekolah di SMA 10 Semarang ini memang bercita-cita menjadi pemain sepak bola profesional. Apa pun akan dilakukan demi menggapai impiannya itu. Hal serupa dikatakan Danang Aji Pangestu, bek Tunas Garuda asal Malang, Jawa Timur. "Harus bersemangat berlatih supaya cita-cita kita tercapai," ujarnya.
Saat bermain small games pun mereka terbilang sangat lincah dan tak mudah kehilangan bola. Meski komunikasi antara pelatih di Arsenal Development School dan pemain Tunas Garuda sempat jadi hambatan. "Saya kok jadi seperti bodoh di sini. Padahal apa yang diperintahkan pelatih itu hanya beda cara penyampaian saja," kata Noviandy Modouw yang sempat kebingungan dengan instruksi pelatih di sesi small games.
Rencananya laga pertandingan melawan tim Arsenal U-15 akan diadakan di Market Road, London, (26/10). "Semoga latihan di Sekolah Sepak Bola Arsenal selama sepekan ini bisa menaikkan motivasi kami untuk bermain bola lebih baik lagi. Kami ingin menjadi pemain profesional," kata Ichsan Kurniawan, striker yang juga kapten Tunas Garuda. Setiap hari selama sepekan, anak anak Tunas Garuda berlatih mulai pukul 10.00 sampai 15.00 waktu setempat. Mereka juga dua kali bertanding, melawan tim Arsenal U-17 dan U-15.(*)
Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011