Kabul (ANTARA News) - Setidaknya 10 orang tewas dan 24 lainnya cedera ketika satu truk tangki bahan bakar minyak yang jadi sasaran serangan bom meledak dan terbakar di Afghanistan utara, kata seorang pejabat provinsi.

Sebuah bom magnet menghantam pinggir truk tangki yang menimbulkan satu lubang di pinggir kendaraan itu.

"Saat orang berkerumun di sekitar lokasi itu untuk mengumpulkan bahan bakar minyak yang tumpah, satu ledakan yang lebih keras terjadi," kata juru bicara kepolisian Parwan, Roshna Khalid.

Tidak jelas apa penyebab ledakan kedua itu.

"Sepuluh orang tewas dan 25 lainnya cedera," kata gubernur Parwan Basir Salangi, yang tidak merinci lebih jauh.

Tetapi seorang petugas rumah sakit Parwan mengatakan pihaknya menerima tiga mayat dan 35 orang yang cedera, sementara Khalid sebelumnya menyebut jumlah korban tewas atau cedera 35 orang.

Tidak ada segera yang mengaku bertanggungjawab. Di Pakistan barat laut,Taliban dan gerilyawan Islam lainnya secara rutin meledakkan truk-truk tangki NATO yang mengangkut bahan bakar minyak dari Laut Arab ke pasukan pimpinan AS di Afghanistan.

Kendatipun aksi kekerasan meningkat di Afghanistan utara, wilayah itu jarang dilanda pertempuran terburuk dalam perang 10 tahun, dengan sebagian besar serangan Taliban dipusatkan pada pasukan NATO dan Afghanistan di daerah-daerah selatan dan timur.

Tetapi ada serangan-serangan di utara sejak terbunuhnya penengah perdamaian pemerintah Burhanuddun Rabbani, mantan presiden dan pemimpin penting dalam etnik Tajikistan dan Aliansi Utara Uzbekistan.

Pada Minggu, seorang epmbom bunuh dri mengincer Menteri Dalam Negeri Bsimullah Khan ketika dia mengunjungi Parwan.

Pada 15 Oktober, empat pembom Taliban meledakan bom yang dibawanya di satu pangkalan pembangnan yang dikelola AS , menewaskan dua orang dan seraan bunuh dirieprtama seprttu yang terjadi di provinsi Panjshir di utara.

Khan berasal dari etnik Tajikistan dan mantan komandan anti-Sovyet yang berperang melawan Taliban bersama dengan pahlawan utara Afghanistan Ahmad Shah Masood diangkat menjadi menteri dalam negeri Juni tahun lalu.

Taliban,yang didominasi etnik Pshtun, sejauh ini menunjukkan tidak banyak keinginan untuk mrlakukan perundingan perdamaian kendatipun ada berbagai isyarat Barat dan para penengah perdamaian Afghanistan, 10 tahun sejak invasi pimpinan AS yang menggulingkan pemerintah Taliban.

Konferensi internasional menurut rencana akan diselenggarakan di Istanbul dan Bonn, Jerman akhir tahun ini bertujuan meningkatkan usaha-usaha menghentikan konflik sementara para pemilih Barat capek dengan perang yang lama yang telah menelan biaya miliaran dolar dan ribuan orang tewas, demikian AFP melaporkan.

(SYS//H-RN/B002)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011