Pemerintah mengamati dengan cermat pergerakan mata uang, termasuk pelemahan yen baru-baru ini, dan dampaknya terhadap ekonomi Jepang dengan rasa urgensi
Tokyo (ANTARA) - Jepang akan berkomunikasi erat dengan Amerika Serikat dan negara-negara lain untuk menanggapi pergerakan mata uang dengan tepat, ujar Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki.
Pernyataan tersebut meningkatkan peringatan terhadap setiap pergerakan tajam setelah kurs yen jatuh ke posisi terendah terhadap dolar AS dalam enam tahun terakhir.
Berbicara kepada wartawan setelah rapat kabinet Senin (11/4/2022), Suzuki menekankan pentingnya pergerakan mata uang yang stabil, dengan mengatakan pergerakan cepat tidak diinginkan.
"Pemerintah mengamati dengan cermat pergerakan mata uang, termasuk pelemahan yen baru-baru ini, dan dampaknya terhadap ekonomi Jepang dengan rasa urgensi," kata Suzuki.
Negara-negara maju Kelompok Tujuh (G7) telah sepakat untuk memiliki nilai tukar yang ditetapkan oleh pasar, untuk berkonsultasi secara dekat tentang tindakan di pasar mata uang dan telah mengakui bahwa volatilitas yang berlebihan dan pergerakan yang tidak teratur dapat memiliki efek buruk pada stabilitas ekonomi dan keuangan.
"Berdasarkan kesepakatan G7, kami akan merespons dengan tepat sambil berkomunikasi erat dengan otoritas mata uang Amerika Serikat dan lainnya," tambah Suzuki.
Baca juga: Dolar menguat jelang laporan pekerjaan, lanjutkan kenaikan pada yen
Baca juga: Saham Asia awal pekan bersikap hati-hati, yen dekati level terendah
Baca juga: Yen dalam bahaya saat BOJ pertahankan target imbal hasil
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022