Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) fokus mengembangkan sistem peringatan dini berbasis masyarakat, guna meningkatkan efektifitasnya dan penguatan respon masyarakat.
Direktur Peringatan Dini BNPB Afril Rosya dalam diskusi "Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB): Efektifitas Peringatan Dini dalam Penguatan Respon Masyarakat," diikuti secara daring di Jakarta, Senin mengatakan dalam peringatan dini bencana, terdapat dua komponen yakni komponen struktur, dan komponen kultur.
Kemudian BNPB mengacu pada hasil Early Warning Conference, tentang peringatan dini di Bonn, Jerman tahun 2006, dan diluncurkan People Center Eaarly Warning System, adalah peringatan dini yang berbasis masyarakat.
"Nah di sinilah mungkin BNPB lebih fokus yang mengembangkan sistem peringatan dirinya," kata Afril.
Baca juga: BNPB persiapkan sejumlah agenda kesiapsiagaan jelang GPDRR 2022
Afril mengatakan ada empat sub komponen dalam sistem peringatan dini. Pertama adalah pengetahuan masyarakat, lebih kepada bagaimana peningkatan risiko pengetahuan di level masyarakat.
Kemudian komponen kedua adalah pemantauan dan analisis, yang ketiga adalah bagaimana penguatan diseminasi peringatan kepada masyarakat, tentang bagaimana komunikasi dari hasil pantauan dan analisis kepada masyarakat.
Kemudian yang keempat adalah penguatan respon. Menurut Afril, empat komponen tersebut yang jadi sistem peringatan dini berbasis masyarakat.
Selain itu untuk komponen pemantauan dan analisis dilakukan oleh kementerian atau lembaga terkait. Dalam ini, BNPB tidak melakukan pemantauan dan analisis.
Menurut Afril, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjadi lembaga yang diberi kewenangan lebih untuk melakukan pemantauan tentang gempa bumi, tsunami, cuaca ekstrem dan sebagainya.
"Jadi kita memang di sini berbagi peran BNPB lebih kepada aspek kultur, aspek lebih menguatkan masyarakat," kata dia.
Sementara pada penguatan respon masyarakat, Afril mengatakan BNPB tekah melakukan berbagai kegiatan untuk masyarakat dapat meningkatkan kemampuan responnya seperti melaksanakan latihan, kemudian juga simulasi.
"Jadi setiap kita memberikan stimulan peringatan dini bencana di masyarakat atau daerah, kita melakukan gladi. Sehingga masyarakat paham dan mengerti untuk apa stimulan, alat penyelamatan itu diberikan, kemudian bagaimana harus merespon dari peringatan ini tersebut," kata dia.
Baca juga: BNPB tekankan pentingnya ketahanan wilayah di sempadan sesar
Baca juga: BNPB: Indonesia jadi tuan rumah GPDRR sebab aktif tanggulangi bencana
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022