RMS sudah kita lakukan 'pilot project' di Bali, dan selanjutnya akan dilakukan 'pilot project' di Aceh
Jakarta (ANTARA) - PT Pupuk Indonesia (Persero) akan menggunakan barcode atau kode batang yang dicantumkan pada setiap produk pupuk bersubsidi untuk mencatat pelacakan pendistribusian pupuk dari kios kepada petani guna menghindari penyelewengan.
"Nanti, akan ada barcode di tiap karung, nanti akan ketahuan nomor ini yang beli siapa," kata SVP Corporate Communication Pupuk Indonesia Wijaya Laksana dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Wijaya mengatakan penggunaan barcode tersebut sejalan dengan sistem pencatatan digital pendistribusian pupuk subsidi dari kios kepada petani yang bernama Retail Management System (RMS).
Sistem RMS ini, kata Wijaya, masih dikembangkan oleh Pupuk Indonesia dan baru dilakukan percobaan penerapan di beberapa daerah.
"RMS sudah kita lakukan pilot project di Bali, dan selanjutnya akan dilakukan pilot project di Aceh," kata Wijaya.
Selama ini, Pupuk Indonesia telah memiliki sistem pencatatan digital pendistribusian pupuk mulai dari pabrik hingga gudang lini III atau gudang tingkat kabupaten.
Namun, untuk pemantauan pendistribusian pupuk di lini IV atau kios hingga ke petani belum bisa dipantau oleh Pupuk Indonesia.
Wijaya mengatakan potensi terjadinya penyelewengan pupuk subsidi di lapangan kerap terjadi di lini IV atau kios yang tak terpantau oleh Pupuk Indonesia.
Ia juga memastikan bahwa stok pupuk hingga Lebaran dan setelahnya aman dengan ketersediaan mencapai 828.393 ton.
"Per 10 April ada 828.393 ton, hampir tiga kali lipat dari ketentuan pemerintah. Untuk sebulan ke depan, sampai setelah Lebaran, insya Allah stok pupuk subsidi aman," kata Wijaya.
Baca juga: Pupuk Indonesia sebut bahan baku aman pastikan harga tak naik
Baca juga: Pupuk Indonesia tingkatkan efisiensi produksi-hilirisasi produk
Baca juga: Pemupukan berimbang Pupuk Indonesia hasilkan kentang super di Garut
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022