"Mungkin kalau deflasi agak susah, jadi besar kemungkinan terjadi inflasi, meskipun tipis," kata Destry di Jakarta, Selasa.
Ia menjelaskan, salah satu faktor yang dapat memicu inflasi pada bulan Oktober 2011 diantaranya adalah nilai tukar Rupiah yang dalam dua bulan terakhir cukup melemah.
"Rupiah kan relatif melemah dalam dua bulan terakhir ini, dan bisasanya ada leg 1-2 bulan untuk bisa terefleks di inflasi. Jadi itu akan ada pengaruh terhadap inflasi bulan ini," ujarnya.
Menurutnya, kecenderungan terjadinya inflasi memang ada, tapi relatif kecil. Diprediksikan, inflasi Oktober 2011 berada pada angka 0,2 persen, dan hingga akhir tahun ini inflasi berada pada kisaran 4,6 - 4,7 persen.
"Saya belum lihat secara detil, tapi kalau kita lihat angka-angka awal itu sekitar 0,2 persen untuk month to month, dan hingga akhir tahun mungkin sekitar 4,6 - 4,7 persen," katanya.
Dengan demikian, ia optimis bahwa target inflasi yang dicanangkan pemerintah dalam APBNP 2011 pada level 5,3 persen akan tercapai dengan mudah.
"Saya rasa target pemerintah 5,3 persen aman, bahkan sampai akhir tahun bisa dibawah 5,0 persen, kecuali terjadi sesuatu hal yang luar biasa," tegasnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada September 2011 terjadi inflasi sebesar 0,27 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 128,89.
Laju inflasi tahun kalender (Januari-September) 2011 sebesar 2,97 persen dan laju inflasi year on year (September 2011 terhadap September 2010) sebesar 4,61 persen.
Komponen inti pada September 2011 mengalami inflasi sebesar 0,39 persen, sehingga laju inflasi komponen inti tahun kalender (Januari-September) 2011 sebesar 3,85 persen dan laju inflasi komponen inti year on year (September 2011 terhadap September 2010) sebesar 4,93 persen.
(ANT-135/S025)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011