Jakarta (ANTARA News) - Hasil survei yang dilakukan Reform Institute menunjukkan nama Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie mendapatkan dukungan tertinggi pada Pemilu Presiden 2014.
Survei yang dilakukan lembaga ini dengan melibatkan 2.010 responden dari seluruh Indonesia ini Aburizal Bakrie alias Ical menjadi tokoh yang banyak dipilih oleh responden.
"Dari 25 nama capres yang di survei, responden lebih memilih Ical dengan jumlah responden sebanyak 13,58 persen. Urutan kedua diduduki Prabowo Subianto 8,46 persen," kata Direktur Pengembangan Reform Institute Abdul Hamid, di Jakarta, Selasa.
Kemudian mantan Wapres Jusuf Kalla 7,06 persen, Hidayat Nur Wahid 5,17 persen dan Ani Yudhoyono 4,13 persen. Namun, sebanyak 24,28 persen responden mengaku dari 25 nama calon tersebut tidak ada yang menjadi pilihannya.
Abdul mengatakan, berdasarkan hasil survei itu pemilihan responden terhadap Ical karena masyarakat bisa melihat posternya di mana-mana dan juga program-programnya. "Selain itu yang punya tiket kan Golkar dan dia juga dicalonkan, jadi masyarakat tidak punya pilihan lain," katanya.
Proporsi pemilih Ical relatif imbang antara responden yang berdomisili di Jawa dan di luar Jawa, Prabowo proporsi pemilihnya terkonsentrasi di Jawa, sementara Jusuf Kalla terkonsentrasi di luar Jawa.
Sementara untuk pemilihan Cawapres, Prabowo Subianto berada di urutan teratas dengan jumlah 11,19 persen responden, sementara Ical jatuh di urutan ke enam dengan jumlah 3,28 persen.
"Agar suaranya tetap tinggi, Ical dan Prabowo harus menjadi pasangan pada Pilpres 2014 nanti," papar Abdul.
Menurut dia, tidak memasukkan nama Megawati dalam survei tersebut karena Mega sudah dua kali maju sebgai calon presiden dan gagal.
"Selain itu ada semangat dari PDIP untuk majukan calon muda dan kita ingin cek kemana larinya suara Mega," tuturnya.
Survei yang dilakukan pada 12-24 Septembar ini juga menunjukkan dari 25 partai yang disurvei Partai Golkar menduduki urutan pertama dengan elektabilitas sebesar 18,61 persen. Urutan kedua ditempati Partai Demokrat 14,13 persen dan PDIP 14,08 persen serta PKS 7,36 persen.
"Golkar populer karena orang makin kehilangan kepercayaan dengan partai baru yang muncul saat era reformasi. Selain itu Golkar yang sekarang bukan reinkarnasi Golkar yang lama karena partai ini menunjukkan sesuatu yang konkret untuk masyarakat seperti progam usaha kecil," terangnya.
Selain itu, loyalitas para pemilih partai terus menurun karena sekitar 60,26 persen responden merasa kurang puas dengan kinerja partai. Partai yang kinerjanya paling mengecewakan adalah Partai Demokrat (32,64 persen), Golkar hanya 6,62 persen dan PDIP hanya 8,56 persen.
(T.S037/B013)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011