Jakarta (ANTARA) - Staf Khusus Presiden Bidang Sosial Angkie Yudhistira menyatakan negara Indonesia telah hadir untuk para pekerja berkebutuhan khusus, seperti halnya dirinya yang penyandang disabiltas tuli.
Dalam diskusi Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin, Angkie mengatakan Presiden RI Joko Widodo memberi ruang untuk berkontribusi bagi penyandang disabilitas perempuan, seperti dirinya saat diangkat menjadi Staf Khusus Presiden Bidang Sosial.
"Maka yang saya lakukan ini adalah bakti saya kepada negeri, kepada bapak presiden, dan juga bagian dari disabilitas di Indonesia untuk saling berdaya dan memberdayakan," katanya.
Angkie mengatakan meski awalnya ragu saat diberi amanah jabatan tersebut, namun dia mengatakan lingkungan pemerintahan saat ini sangat mendukung bagi dirinya bekerja.
"Semua pengalaman itu menjadi pengalaman yang memorable (berkesan) dan sangat luar biasa banget, dari awal pertama menjabat itu dibantu juga dengan Menaker (Menteri Ketenagakerjaan), sebagai kementerian teknis, kami banyak berdiskusi bagaimana merealisasikan kebijakan-kebijakan, dan contohnya untuk melindungi ketenagakerjaan disabilitas," ujar dia.
Angkie juga mengatakan dua tahun ke belakang menjadi waktu yang sulit bagi pekerja penyandang disabilitas karena pandemi COVID-19, sehingga sejumlah kebijakan pemerintah diterapkan untuk memberikan dukungan.
Hal itu, kata dia, seperti menyukseskan program vaksinasi, utamanya pada kelompok disabilitas pada enam daerah yang masuk kategori zona merah. Pemerintah melaksanakan vaksinasi massal kepada 500.000 penyandang disabilitas di Indonesia.
Kemudian pada November 2021, presiden menyaksikan langsung penutupan acara Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) di Papua. Kemudian pada 1 Desember 2021, presiden melantik para komisioner dari Komisi Nasional Disabilitas.
Selain itu perempuan penyandang disabilitas juga dilibatkan menjadi bagian G20 Woman Empowerment dan keseluruhan acara G20. Menurut Angkie, ini adalah momentum yang membuktikan bahwa perempuan dengan berkebutuhan khusus ini menjadi inklusivitas.
"Jadi negara itu sebenarnya hadir untuk perempuan dengan berkebutuhan khusus dan ini kita menyaksikan sendiri, bagaimana Bapak Presiden dan juga jajaran di pemerintahan menunjukkan kepada publik akan komitmen untuk memberikan kesempatan yang sama kepada perempuan dengan penyandang disabilitas," kata dia.
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2022