Taipei (ANTARA) - Taiwan memesan 700.000 pil antivirus COVID-19 Paxlovid buatan Pfizer, menurut Menteri Kesehatan Chen Shih-chung pada Senin, di tengah lonjakan infeksi saat pemerintah berjanji untuk membuka perbatasan secara bertahap.
Taiwan sukses mengendalikan pandemi dengan baik berkat langkah pengendalian secara dini dan ketat. Namun, infeksi harian COVID-19 meningkat dalam beberapa pekan belakangan.
Sebanyak 439 kasus baru dilaporkan pada Senin, penambahan harian tertinggi kedua tahun ini.
Pihak berwenang tetap waspada meskipun jumlah COVID-19 masih relatif kecil. Data kementerian kesehatan menunjukkan 99,6 persen pasien COVID-19 sepanjang tahun ini mengalami gejala ringan atau tanpa gejala.
Menkes mengatakan pesanan pil antivirus cukup untuk pengobatan 3 persen penduduk Taiwan. Separuh dari pesanan tersebut akan tiba pada kuartal kedua tahun ini.
"Obat (COVID) itu dapat mencegah penyakit serius dan sangat membantu pencegahan pandemi secara keseluruhan," kata Chen kepada awak media.
Sejak awal tahun ini, Taiwan melaporkan 3.976 kasus lokal. Dari jumlah itu, hanya 13 orang pasien kritis dan dua orang meninggal.
Taiwan masih mewajibkan pemakaian masker dan hampir 80 persen dari populasinya sudah mendapatkan dosis ke-2 vaksin COVID-19, sementara lebih dari 50 persen dari mereka sudah disuntik dosis ke-3.
Otoritas secara bertahap melonggarkan aturan karantina bagi seluruh pendatang di pulau tersebut, namun sebagian besar warga asing masih dilarang masuk.
Sumber: Reuters
Baca juga: Muncul kasus di kediaman, pemimpin Taiwan Tsai Ing-wen negatif COVID
Baca juga: Taiwan alami lonjakan COVID, 70 karyawan pabrik di Taoyuan positif
Baca juga: Masuk tempat hiburan di Taiwan wajib sertakan bukti vaksin
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022