Jakarta (ANTARA News) - Tidak semua benjolan payudara merupakan kanker, penyakit yang setiap tahun rata-rata dialami 200 ribu perempuan dan 1.700 laki-laki di seluruh dunia.

"Tidak perlu panik. 8 dari 10 benjolan yang ditemukan di area payudara bukanlah kanker," kata dr. Saptadi Setia Basuki, Sp.B.Onk dari Yayasan Kanker Indonesia.

Dia mengemukakan hal tersebut dalam seminar "Deteksi Dini Kanker Payudara" di Jakarta, Senin.

Meski sebagian besar benjolan di payudara bukanlah kanker, Saptadi mengemukakan jika seseorang merasakan benjolan di area payudara atau ketiak, sebaiknya mereka memeriksakan diri.

Saptadi mengatakan penyakit kanker payudara dapat dicegah dan disembuhkan oleh pendeteksian dini dan penanganan tenaga medis yang tepat.

Deteksi dini kanker payudara terdiri dari tiga tahap pemeriksaan payudara yang dilakukan secara mandiri setiap satu bulan sekali, pemeriksaan payudara yang dilakukan setahun sekali oleh dokter dan pemeriksaan payudara melalui mamografi, Magnetic Resonance Imaging (MRI), dan USG.

Waktu terbaik pemeriksaan payudara secara mandiri adalah seminggu setelah menstruasi. Jika sedang tidak mengalami menstruasi, tetapkan satu hari dalam sebulan untuk melakukan pemeriksaan payudara.

Pemeriksaan Secara Visual bisa dilakukan dengan memeriksa payudara dengan kedua lengan berada di sisi tubuh. Angkat kedua lengan tinggi-tinggi di atas kepala, cari dan perhatikan apabila ada perubahan pada kontur setiap payudara, pembengkakan, benjolan, atau kelainan pada puting. Lalu, letakkan telapak tangan di pinggul dan tekan dengan kuat untuk melenturkan otot-otot dada.

"Ingat, bentuk payudara kiri dan kanan tidak akan sama persis, kendati ada perempuan yang memiliki payudara yang benar-benar serupa," kata Saptadi.

Pemeriksaan sambil berdiri tegak bisa dilakukan dengan menekan payudara kuat-kuat dengan ujung jari untuk merasakan struktur internal payudara. Periksa payudara kanan dengan tangan kiri, dan sebaliknya. Periksa juga kelenjar getah bening (axilla) di ketiak. Jika menemukan penebalan atau benjolan yang tidak terdapat pada payudara satunya, maka hubungi dokter.

Pemeriksaan sambil berbaring bisa dilakukan dengan memeriksa payudara dalam posisi berbaring. Jaringan payudara yang ditekan ke arah dinding dada akan memungkinkan terasanya struktur internal payudara. Jika menemukan perubahan pada payudara atau perubahan yang ditemukan melalui hasil pemeriksaan kesehatan rutin tahunan, artinya perlu pemeriksaan payudara secara menyeluruh kepada dokter.

Gejala-gejala yang perlu diwaspadai antara lain pembengkakan seluruh atau sebagian payudara, iritasi kulit atau tonjolan pada payudara, nyeri payudara, rasa sakit pada puting atau puting yang masuk ke arah dalam, kemerahan, sisik atau penebalan pada puting susu atau kulit payudara, cairan keluar dari payudara tapi bukan ASI dan
benjolan di daerah ketiak.

"Faktor yang perlu diperhatikan antara lain menjaga berat badan, kesehatan serta kebugaran tubuh, diet rendah lemak yang kaya buah-buahan dan sayuran, olah raga selama 45-60 menit selama 5 hari dalam seminggu, mengurangi konsumsi alkohol, berhenti merokok, mengurangi paparan estrogen, menghentikan kontrasepsi oral selama lebih dari 10 tahun dan mengelola stres," kata Saptadi
(yud)

Pewarta: Adam Rizallulhaq
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011