IHSG pada hari ini diperkirakan akan bergerak melemah mengekor bursa regional

Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal pekan diperkirakan melemah, mengikuti koreksi bursa saham regional Asia.

IHSG dibuka menguat 1,17 poin atau 0,02 persen ke posisi 7.212. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 0,16 poin atau 0,02 persen ke posisi 1.043,98.

"IHSG pada hari ini diperkirakan akan bergerak melemah mengekor bursa regional," kata Kepala Riset Reliance Sekuritas Alwin Rusli dalam kajiannya di Jakarta, Senin.

Namun penguatan di saham komoditas diperkirakan akan berlanjut, di mana adanya embargo beberapa komoditas dari Rusia dan kenaikan beberapa harga komoditas serta aliran modal masuk investor asing, akan masih terjadi di IHSG .

IHSG mengalami penguatan pada penutupan perdagangan pekan kemarin serta kembali mencetak rekor tertingginya, ditutup di level 7.210,8.

Penguatan IHSG ditopang oleh pembelian oleh investor asing yang mencatatkan pembelian di saham dengan kapitalisasi pasar tinggi, di tengah reli saham komoditas yang juga mengalami kenaikan.

Baca juga: IHSG Senin dibuka menguat 1,17 poin

Sementara itu bursa AS ditutup beragam pada perdagangan penutupan pada pekan lalu, hanya Dow Jones yang ditutup di zona hijau.

Saham perbankan ditutup menguat yang sensitif terhadap suku bunga di mana bank sentral AS, Federal Reserve (Fed) memberi sinyal akan menaikkan suku bunga secara agresif.

Dari bursa Asia, pagi ini sudah diperdagangkan di zona merah. Pelemahan bursa Asia pada awal pekan mengikuti bursa AS yang memperketat kebijakan moneternya untuk menghadapi inflasi.

IHSG pada awal pekan diperkirakan akan bergerak dalam rentang 7.150 hingga 7.220

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain Indeks Nikkei melemah 152,67 poin atau 0,57 persen ke 26.833,13, Hang Seng turun 439,61 poin atau 2,01 persen ke 21.432,4, dan Straits Times terkoreksi 30,86 poin atau 0,91 persen ke 3.352,42.

Baca juga: Saham Asia jatuh, investor pantau pengetatan Fed dan sanksi baru Rusia

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022