Jakarta (ANTARA News) - Bank Kerjasama Internasional Jepang (Japan Bank for International Cooperation/JBIC) diharapkan dapat membantu pembiayaan proyek infrastruktur energi dan transportasi jalan raya.

"Kalau dimasa lalu mereka pakai pinjaman langsung pada pemerintah atau BUMN, sekarang ini mau kita dorong pada Kemitraan Pemerintah Swasta (PPP)," kata Pelaksana tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Bambang Brodjonegoro, usai melakukan dialog dengan JBIC untuk merumuskan kerangka kebijakan di Jakarta, Senin.

Bambang menjelaskan, untuk masuk dalam program pembiayaan infastruktur, JBIC dapat melakukan tender pengadaan dan penjaminan melalui PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII). "Ini merupakan solusi agar pinjaman tersebut dapat dimanfaatkan maksimal untuk pembiayaan proyek."

"Selama ini JBIC fokus di listrik dan gas, gas memang untuk kepentingan energi mereka. Listrik karena teknologi mereka disitu sudah maju. Di dua sektor ini mereka tetap jalan dan mereka akan masuk ke air bersih (water) serta infrastruktur yang lain. Kita ingin agar JBIC tidak hanya pada sektor-sektor yang mereka dalami," ujarnya.

Menurut dia, dengan adanya skema Kemitraan Pemerintah-Swasta, JBIC dapat membantu mengurangi beban pemerintah dalam pembiayaan infrastruktur serta pengembangan teknologi dalam energi terbarukan.

"Dengan adanya jaminan pembiayaan, pemerintah dapat fokus menjaga ketahanan fiskal dan memberikan kenyamanan kepada para investor," ujarnya.

Presiden dan CEO JBIC, Hiroshi Watanabe, menjelaskan bahwa Indonesia dapat mencapai pertumbuhan ekonomi 7-9 persen dengan syarat utama pembenahan serta perbaikan sarana infrastruktur dasar dan pembangunan infrastruktur energi.

"Indonesia dapat mencapai pertumbuhan tinggi, tapi yang penting adalah pembenahan infrastruktur secepat mungkin, kalau sekarang memang sangat sulit," ujarnya.

Untuk itu, dalam dialog tersebut, Hiroshi memaparkan ide untuk membantu pengembangan proyek infrastruktur energi yang telah tercantum dalam Masterplan Perluasan dan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).

"JBIC terus memberikan komitmen dan bantuan untuk membangun dan menyiapkan implementasi sarana infrastruktur di Indonesia," katanya.

Hiroshi menambahkan, hingga saat ini JBIC telah memberikan pinjaman senilai 730 miliar Yen kepada Indonesia dan merupakan kreditur terbesar dalam pembiayaan energi dan transportasi jalan raya.

"Peminjaman ini berlaku selama sepuluh tahun dan komitmen ini merupakan bentuk dukungan dalam mengembangkan energi terbarukan yaitu batu bara dan geotermal di Indonesia untuk pembangkit tenaga listrik," ujarnya.
(T.S034/A027)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011