London (ANTARA News) - Pelatih Chelsea Andre Villas-Boas terancam dijatuhi sanksi oleh FA, setelah ia mengkritik wasit Chris Foy yang memimpin laga Chelsea kontra Queens Park Rangers, Minggu.
Pada laga tersebut, Chelsea kalah 0-1 atas tuan rumah. Foy mengusir Jose Bosingwa dan Didier Drogba di babak pertama, serta memberikan hadiah penalti yang sukses dikonversi menjadi gol oleh Heidar Helguson.
Villas-Boas mengakui kalau ia sempat berkonfrontasi dengan Foy setelah pertandingan usai. Tudingannya mengenai kegagalan wasit serta asistennya untuk mengatasi tekanan yang terjadi di partai Derby London Barat ini, tampaknya memancing masalah.
Selain kartu merah yang diterima Bosingwa dan Drogba, ada tujuh pemain Chelsea lainnya yang mendapat kartu kuning. Banyaknya kartu yang diberikan pada kubu Chelsea, tentu saja membuat klub tersebut akan mendapat denda cukup besar. Namun, fokus sang pelatih hanya pada performa wasit yang dianggapnya kurang baik.
"(Penampilan) wasit itu buruk, sangat, sangat buruk. Dan itu merefleksikan hasilnya," kata Villas-Boas.
"Saya berbicara kepadanya di akhir (pertandingan), dan saya menjadi sangat agresif. Saya tidak peduli apakah kondisinya baik-baik saja atau tidak. Semua orang pernah mengalami hari yang buruk, namun ini bukanlah hari yang buruk bagi kami. Ini adalah hari yang baik untuk kami, namun buruk bagi wasit."
"Teori konspirasi dapat membuat sanksi dijatuhkan, dan membuat anda menjuluki kami sebagai bayi yang menangis dan kami bukan bayi cengeng. Kami telah menunjukkan komitmen dan kekuatan. Mudah-mudahan, kami mendapatkan yang kami butuhkan. Keputusan-keputusan wasit akan menjadi awal perjalanan kami," katanya.
Villas-Boas percaya kalau pasukannya telah cukup menderita akibat beberapa keputusan wasit yang menurutnya kurang tepat. Pada laga kontra QPR tersebut, wasit memberi QPR penalti setelah David Luiz kedapatan mendorong Helguson. Ia juga menekankan kalau keputusan wasit mengusir Bosingwa kurang tepat. Namun, keputusan Foy untuk memberi kartu merah pada Drogba dapat dimakluminya.
"Penalti adalah penalti, yang bisa diberikan atau tidak diberikan. Namun jika ia memberi penalti seperti itu, mestinya kami juga mendapat penalti. Saya tidak tahu perbedaan perlakuan seperti itu. Jika kamu memberi penalti seperti itu, maka ia mestinya mempertimbangkan banyaknya benturan yang terjadi di kotak (penalti) tim lawan," katanya.
"Tak ada yang dapat saya katakan tentang dikeluarkannya Didier, namun nampaknya itu cukup adil bagi saya. Namun, dengan Bosingwa, saya pikir John Terry sedang dalam posisi untuk memberi perlindungan, sehingga mestinya kartu kuning yang diterimanya," katanya.
"Selain petugas keempat, tiga lainnya memimpin dengan (dipengaruhi) emosi para penonton, dan tidak mampu mengatasi pertandingan seperti ini. Saya harus membagi kekecewaanku, dengan apa yang saya lihat.
"Ini adalah untuk ketiga kalinya, wasit memberi pengaruh secara langsung pada hasil kami, dan kami tidak senang. Dalam tiga pertandingan, terjadi kekeliruan wasit yang amat mencolok," katanya.
Kekalahan ini membuat Chelsea tertinggal enam poin dari pemuncak klasemen Liga Inggris, Manchester City. Meski demikian, sang pelatih tetap optimis terhadap perjalanan timnya.
"Kami masih punya dua pertandingan melawan City, di mana kami dapat melakukan hal-hal tak terduga. Kami tidak mengambil keuntungan dari Derby Manchester, namun komitmen ini memberi kami sinyal bagus dalam menyongsong masa depan," katanya.
QPR kini menduduki posisi kesepuluh di klasemen sementara Liga Inggris, setelah kemenangan kandang pertama mereka melawan tim papan atas, sejak mereka terdegradasi pada 1996.
"Kami telah memperlihatkan karakter dan keberanian pada hari ini," kata pelatih QPR, Neil Warnock.
"Klub-klub papan atas tidak bisa dipakai sebagai batu loncatan. Namun inilah yang harus kamu lakukan jika kamu merupakan tim promosi. Mereka akan membicarakan (hasil) ini selama 30 atau 40 tahun. Kami mengejutkan banyak orang hari ini, terutama para penjudi," katanya.
Satu-satunya noda bagi Warnock adalah ketika Adel Taarabt yang bereaksi penuh emosi ketika digantikan pada menit ke-61. Selama tiga menit, ia sempat menolak untuk duduk di bangku cadangan dan menyaksikan teman-temannya bertanding.
"Hal itu membuatku kecewa. Saya telah mengatakan kepadanya bahwa ini adalah permainan tim, dan bukan hanya mengenai dirinya sendiri," ujar Warnock.
(H-RF)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011