Paringin, Kalsel (ANTARA News) - Sedikitnya sepuluh macam budaya masyarakat adat Dayak Meratus, khususnya di wilayah Balai Gadang dan Balai Limbur di Kecamatan Hampang, Kabupaten Kota Baru, Kalimantan Selatan, terancam hilang dan punah.
Menurut Wakil Koordinator Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Kalsel Juliade saat ditemui di Paringin, Ibu Kota Balangan, hal tersebut diketahui berdasarkan hasil inventarisasi yang telah mereka lakukan.
"Sejak 15 Mei - 30 Mei lalu kami melakukan inventariasasi keanekaragaman hayati dan kaitannya dengan kehidupan masyarakat adat Dayak Meratus di kedua Balai tersebut dan diketahui sedikitnya sepuluh macam kebudayaan mereka terancam punah," ujarnya.
Kegiatan inventarisasi dilakukan oleh AMAN Kalsel bekerja sama dengan Yayasan Kehati Jakarta guna mengetahui kehidupan masyarakat adat Dayak Meratus di kedua balai tersebut pada sepuluh tahun yang lalu dan sekarang.
Berdasarkan hasil inventarisasi itulah, beberapa kebudayaan berupa permainan tradisional Dayak Meratus seperti balogo, babintih dan gasing kini sudah tidak dimainkan lagi.
Selain itu, kesenian tradisional Dayak Meratus seperti tampihikan, kuriding, radab, gunggut, baandi-andi, batutur dan serunai juga tidak dimainkan lagi.
"Minat generasi muda Dayak Meratus terhadap kebudayaan itu sudah sangat kurang. Permainan dan seni itu hanya diketahui oleh kaum tua saja sehingga keberadaannya kini terancam punah," tambahnya.
Kurangnya minat generasi muda Dayak Meratus dalam mempelajari dan melestarikan budaya setempat, dipandang sebagai akibat negatif dari tekhnologi.
Perkembangan tekhnologi membuat generasi muda Dayak Meratus memandang budaya tradisional sebagai sesuatu yang kuno sehingga mereka enggan untuk melestarikannya.
"Perlu adanya pemahaman, penguatan dan perubahan pola pikir di kalangan generasi muda Dayak Meratus tentang arti pentingnya menjaga dan melestarikan kebudayaan mereka," katanya.
(194/F002)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011