Padang (ANTARA News) - Bagi calon haji yang sudah melunasi biaya penyelenggaraan haji (BPIH) namun batal berangkat karena meninggal dunia, pemerintah akan mengembalikan penuh biaya yang sudah disetorkan itu ke rekening yang bersangkutan.
"Hal ini berlaku bagi jamaah yang meninggal dunia sebelum proses keberangkatan menuju ke Tanah Suci. Walau sudah masuk asrama haji, uang yang bersangkutan akan dikembalikan utuh ke rekeningnya," kata sekretaris panitia PPIH Embarkasi Padang, Sumatera Barat, Japeri, didampingi staf sekretariat PPIH Embarkasi Padang Hami Mulyawan di Padang, Sabtu.
Dikatakannya, bagi jamaah yang meninggal dunia dalam pelaksanaan ibadah haji ahli warisnya akan menerima uang santunan asuransi sebesar Rp35 juta jika meninggal secara normal.
Namun jika yang bersangkutan meninggal dunia misalnya akibat kecelakaan, maka nilai asuransi yang akan diterima dapat mencapai Rp65 juta.
"Tetapi bagi jamaah yang meninggal di Tanah Suci ongkos naik haji memang tidak dikembalikan karena mereka telah menggunakan fasilitas yang disediakan hingga sampai ke Mekkah," katanya menambahkan.
Ia menyebutkan, hingga saat ini sebanyak dua orang jamaah haji Embarkasi Padang meninggal dunia sebelum proses keberangkatan. Pertama atas nama Wahab Bin Abdurahman (82) asal Kabuten Kerinci, Provinsi Jambi yang meninggal dunia pada 16 Oktober 2011 di Poliklinik Asrama Haji Tabing setelah mengalami serangan jantung.
Kemudian jamaah atas nama Hasrat Ali Amran Yusuf (60) asal Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat yang meninggal dunia pada 20 Oktober 2011 di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr M Djamil Padang, juga akibat serangan jantung.
Kedua jamaah tersebut langsung dibawa ke kampung halaman masing-masing untuk dikebumikan.
Sementara Kepala Bidang Kesehatan PPIH Embarkasi Padang dr Hannie Masyita mengungkapkan, sekitar 24 persen calhaj menderita penyakit darah tinggi berdasarkan hasil pemeriksaaan tim kesehatan di Asrama Haji Tabing.
Hingga keberangkatan kelompok terbang (kloter) XVIII penyakit yang paling banyak ditemukan pada jamaah adalah darah tinggi, dimana jumlahnya mencapai 24 persen, kata dia.
Menurut dia, penyakit darah tinggi disebabkan pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat, dimana penderita banyak mengonsumsi makanan yang mengandung kolesterol dan lemak.
Untuk mMengantisipasi hal itu, jamaah yang berdasarkan hasil pemeriksaan mengidap darah tinggi telah dibekali obat sebagai persiapan saat berada di Tanah Suci, lanjut dia.
Bagi jamaah yang menderita penyakit tersebut diharapkan untuk disiplin dalam menjaga makanan serta meminum obat.
Ia mengatakan, saat jamaah masuk Asrama Haji akan dilakukan pemeriksaan kesehatan akhir untuk memastikan yang bersangkutan bisa berangkat.
Tes kesehatan yang dilakukan meliputi pemeriksaan fisik hingga tes kehamilan khusus bagi jamaah perempuan.
Jika ditemukan jamaah yang tidak memenuhi syarat untuk berangkat maka akan ditunda hinga benar-benar sehat, katanya.
(KR-IWY/R014)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011