Dushanbe (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton secara tersirat memperingatkan Iran, Sabtu, agar tidak ikut campur di negara tetangganya, Irak, setelah Presiden AS Barack Obama mengumumkan semua tentara AS akan meninggalkan Irak paling lambat pada akhir tahun ini.
"Saat kami membuka babak baru ini dalam hubungan dengan Irak yang berdaulat, kepada rakyat Irak kami mengatakan, `Amerika bersama kalian saat kalian melangkah dalam perjalanan kalian untuk mewujudkan demokrasi kalian`," kata Hillary sewaktu berkunjung ke negara Asia Tengah, Tajikistan.
"Dan kepada semua negara di wilayah itu, terutama semua tetangga Irak, kami ingin menekankan bahwa Amerika akan mendampingi teman dan sekutu kami, termasuk Irak, dalam mempertahankan kepentingan dan keamanan bersama kami," kata Hillary sebagaimana dikutip AFP --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Sabtu malam.
"Kami akan terus memiliki kehadiran yang kuat, yang menjadi bukti mengenai komitmen kami yang berlangsung terus bagi Irak dan bagi masa depan wilayah itu, yang menerima janji semacam itu dan mesti bebas dari campur-tangan luar agar mereka dapat melanjutkan jalan menuju demokrasi," tambah Hillary.
Presiden AS Barack Obama, Jumat (21/10), mengatakan semua tentara Amerika akan meninggalkan Irak paling lambat pada akhir tahun ini, sehingga mengakhiri perang lama yang menimbulkan perpecahan politik yang mendalam dan membuat Amerika Serikat menjauh dari sekutunya.
Pendahulu Obama, George W. Bush, memerintahkan serbuan ke Irak pada 2003, dengan alasan presiden Irak saat itu Saddam Hussein "membahayakan dunia dengan program senjata pemusnah massalnya".
Setelah Saddam terguling, senjata semacam itu tak pernah ditemukan.
(Uu.C003)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011