"Sebagai contoh Vincent Kosasih. Dia akan saya kirim ke Amerika Serikat untuk sekolah di sana, berikut bermain basket," kata salah satu pemilik baru klub NBA "Philadelphia 76ers", Erick Tohir di Jakarta, Sabtu.
Menurut dia, untuk menjadi pebasket yang handal dan bermain di Amerika Serikat diperlukan tahapan yang panjang. Tidak semua pemain bisa langsung turun pada kompetisi tertinggi yaitu NBA.
Sebelum turun pada kompetisi tertinggi itu, kata dia, semua pemain harus turun di kompetisi dibawahnya. Misalnya turun di NCAA. Setelah masuk draf resmi NBA baru berpeluang turun di kompetisi terbesar di dunia.
"Makanya, Vincent dikirim lebih cepat. Selama sekolah, kemampuannya akan dipantau terus. Jika layak dia bisa turun di kompetisi resmi seperti NCAA," ujarnya usai peluncuran loga klub "Indonesia Warriors" di Jakarta.
Pemilik klub basket Satria Muda Britama dan Indonesia Warriors itu menjelaskan, dengan menjadi salah satu klub NBA dirinya akan berusaha membantu pemain-pemain muda Indonesia untuk lebih berkembang dan mengenyam pendidikan basket di Negeri Paman Sam.
Selain itu, kata dia, dengan membeli salah satu klub favorit bisa memancu perkembangan industri bola basket di Asia terutama Asia Tenggara, termasuk Indonesia untuk jauh lebih berkembang.
"Siapa tahu suatu saat nanti ada pemain dari Asia Tenggara yang bisa masuk NBA. Peluang itu pasti ada," katanya, menegaskan.
Erick Tohir yang juga Presiden Asosiasi Bola Basket Asia Tenggara (SEABA), telah resmi menjadi salah satu pemilik tim Philadelphia 76ers usai mendapat persetujuan dari para petinggi NBA.
Pemilik grup Mahaka itu menjadi pemilik Philadelphia 76ers bersama dengan sejumlah nama di antaranya Joshua Harris, David Blitzer, Jason Levien (mantan agen pemain NBA dan pimpinan Eksekutif Sacramento Kings) serta aktor kenamaan Hollywood, Will Smith.
(T.B016/C004)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011