Tarakan (ANTARA) - Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Tarakan kembali fasilitasi ekspor kakao biji kering tujuan Malaysia dengan nilai ekonomi Rp56 juta.
"Sertifikasi ekspor kakao biji kering ke Malaysia sudah menjadi aktifitas rutin Karantina Pertanian Tarakan yang berada di wilayah perbatasan Malaysia," kata Kepala Karantina Pertanian Tarakan Akhmad Alfaraby dalam keterangannya di Tarakan, Kalimantan Utara, Jumat.
Selain kakao biji juga beberapa produk hortikultura yang menjadi produk unggulan ekspor dari Kaltara ke Malaysia, seperti buah mangga, alpukat, naga, jeruk nipis, cabai dan tomat.
Pada pekan pertama April 2022 Karantina Pertanian Tarakan telah melakukan sertifikasi ekspor tujuan Malaysia sebanyak 17.8 ton produk hortikultura dengan total nilai Rp456 juta.
Alfaraby menambahkan bahwa pihaknya senantiasa memfasilitasi dan memberikan pendampingan kepada pengguna jasa yang ingin melakukan ekspor komoditas pertanian dari Kaltara.
Pada saat yang sama Presiden RI Joko Widodo dalam rangkaian kunjungan kerjanya di Jambi juga melepas ekspor pinang biji asal Jambi sebanyak
126 ton dengan nilai ekonomi sebesar Rp 4,069 miliar.
Secara nasional, ekspor komoditas pinang biji di tahun 2021 sebanyak 215.260 ton dengan nilai ekonomi mencapai Rp. 5,11 triliun, meningkat hampir dua kali lipat dibanding capaian nilai tahun 2020 yang hanya Rp. 2,85 triliun.
Selain memberikan sejumlah bantuan kepada para pekebun pinang dalam rangka mendorong terus berkembangnya komoditas unggulan ekspor asal Jambi ini, Presiden berpesan agar komoditas yang diekspor harus diolah terlebih dahulu.
Baca juga: Mentan sebut karantina pertanian jadi pertahanan kedaulatan pangan
Baca juga: KJRI fasilitasi pertemuan bisnis pengusaha Tarakan dan Sabah
Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2022