Kalianda, Lampung (ANTARA News) - Petugas pemantau gunung api menyatakan, sampai saat ini Gunung Anak Krakatau belum menunjukkan adanya perubahan aktivitas dan hanya mengeluarkan awan tipis berwarna putih dari puncak gunung tersebut.
"Anak Krakatau masih berstatus siaga dengan gempa vulkanik pada kisaran 6.000 kali per hari," kata Andi Suardi, Petugas Pemantau Gunung Anak Krakatau di Desa Hargopancuran Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Jumat.
Ia menjelaskan, tiga hari lalu kegempaan vulkanik Gunung Anak Krakatau mencapai 6.340 kali per hari, lalu 6.180 kali per hari, dan hari ini diperkirakan sekitar jumlah tersebut melihat jumlah kegempaan masih sama.
"Kegempaan masih pada kisaran tiga sampai empat kali dalam semenit dan terkadang mencapai lima kali dalam semenit," terangnya.
Menurut Andi aktivitas gunung itu masih tinggi karena sebelumnya sempat turun pada hiungan 4.000-an kali per hari dan sepekan ini naik lagi pada kisaran 6.000-an kali dalam sehari atau selama 24 jam.
Sampai saat ini, katanya, belum terjadi erupsi dari gunung itu, dan hanya mengeluarkan awan tipis dari puncaknya dan badan gunung lebih sering tidak tampak, karena tertutup kabut permukaan laut.
"Hembusan juga terkadang ada namun hanya pada hitungan puluhan kali per hari," katanya.
Kemudian, penyebab tingginya kegempaan itu karena material vulkanik di dapur magma masih tersumbat, sehingga tidak bisa erupsi menyemburkan material panas dari dalam dapur magma.
"Jika terjadi erupsi, kemungkinan besar jumlah kegempaan akan berkurang, dan tidak serapat sekarang," katanya.
Ia memastikan, gunung tersebut berpotensi mengeluarkan letusan, meskipun berkekuatan rendah, dengan jarak maksimal dua sampai tiga kilometer, atau masih di sekitar badan gunung itu, sesuai karakter gunung yang bentuk badannya terus membesar itu.
Meski demikian, kata dia, para nelayan tetap melaut di sekitar gunung saat malam hari, karena bagi mereka aktivitas seperti itu sudah menjadi fenomena biasa setiap tahun, dan selama ini masih aman.
"Gunung Anak Krakatau cenderung fluktuatif, namun beberapa hari ini aktivitasnya masih tinggi nelayan dan wisatawan hendaknya tetap waspada dengan menjaga jarak aman," imbaunya.
(ANT -048/T013)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011