Probolinggo, Jawa Timur (ANTARA) - Remaja Suku Tengger di lereng Gunung Bromo yang berada di Desa Sapikerep, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur mengikuti edukasi kesehatan dan teknologi informasi di era digital untuk mencegah terjadinya pernikahan dini yang berdampak pada kasus kekerdilan anak.
Pembicara dari IHC Rumah Sakit Umum Wonolangan dr. Fahrizal mengatakan reproduksi sehat dan matang bagi remaja pria berusia 25 hingga 30 tahun, sedangkan wanita usia reproduksinya pada usia 20 hingga 25 tahun.
"Bagi usia 16 tahun belum dikatakan sehat pada organ reproduksi dan belum cukup siap untuk memelihara hasil pembuahan serta perkembangan janin. Secara mental masih belum cukup matang dan dewasa," katanya dalam rilis yang diterima ANTARA di Kabupaten Probolinggo, Jumat.
Baca juga: Menteri PPPA: Pernikahan dini sebabkan terjadinya stunting pada anak
Maraknya pernikahan dini akan menimbulkan permasalahan-permasalahan yang berujung pada perceraian karena kurangnya pengetahuan dan wawasan, sehingga adanya pola pikir yang kurang matang dapat menimbulkan penyakit kanker serviks dan risiko cacat bawaan pada bayi, serta kekerdilan.
"Kami berharap kesehatan remaja selalu terjaga dan mengantisipasi terjadinya pernikahan usia dini. Bahkan dapat terbangun kesadaran untuk menjaga kesehatan sistem reproduksi dan melindunginya dari tindakan yang berisiko buruk, baik secara fisik maupun mental," tuturnya.
Sementara Kepala Dinas Kominfo, Statistik dan Persandian (Diskominfo) Kabupaten Probolinggo Yulius Christian mengatakan di era digital melalui perkembangan teknologi informasi yang mudah diakses dan dilihat langsung para anak remaja banyak konten-konten negatif yang membawa dampak buruk hingga memicu perkembangan dan pola pikir anak berbuat yang tidak baik
"Tentang edukasi kesehatan, berpeluang untuk diberikan pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan anak-anak remaja agar tidak menikah pada usia dini," katanya.
Dengan perkembangan teknologi yang pesat, lanjut dia, pihaknya mengarahkan anak-anak remaja kreatif dan mendidik, terlebih yang memiliki media sosial (medsos) haruslah bijak dalam menggunakannya, sehingga dapat menghasilkan yang positif, bermanfaat dan menguntungkan.
Baca juga: MPR: Perlu perhatian serius cegah pernikahan dini
Baca juga: Puan ajak bicarakan pentingnya pernikahan terencana pada generasi muda
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022