Jakarta (ANTARA) - Kawasan Industri China-Korea Selatan di Huizhou, Provinsi Guangdong, China, telah mengantongi kesepakatan proyek dengan total investasi lebih dari 190,2 miliar yuan (1 yuan = Rp2.256) atau sekitar 30 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp14.364), kata otoritas setempat pada Kamis (7/4).
Kawasan industri Huizhou, salah satu dari tiga kawasan industri utama di China yang menargetkan perusahaan-perusahaan dari Korea Selatan serta memfasilitasi pertukaran ekonomi dan perdagangan dengan Korea Selatan, diperkirakan akan mencakup total area seluas lebih dari 94 km persegi begitu selesai dibangun.
Dewan Negara China menyetujui pendirian kawasan industri itu pada 2017 dan lima bagian utama kawasan tersebut mulai dibangun secara bertahap sekitar tahun 2018.
Hingga saat ini, kawasan tersebut telah meluncurkan 165 proyek, dengan perkiraan nilai output sekitar 309 miliar yuan, menurut pemerintah Kota Huizhou.
Kawasan industri tersebut akan fokus pada menarik investasi dan perusahaan-perusahaan dari sejumlah industri, seperti terminal seluler pintar, tampilan video berdefinisi ultra tinggi, energi pintar, kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), dan manufaktur aditif laser.
Huizhou adalah kota perdagangan utama Guangdong dengan Korea Selatan. Pada 2021 saja, barang senilai lebih dari 19,28 miliar yuan diimpor dan diekspor antara Huizhou dan Korea Selatan, naik 38,3 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Per Maret 2022, sebanyak 305 perusahaan yang didanai Korea Selatan telah didirikan di Huizhou, dengan 36 di antaranya telah menginvestasikan masing-masing lebih dari 10 juta dolar AS, terutama di industri elektronik dan informasi serta kimia di kota tersebut.
Pewarta: Xinhua
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2022