Pasar tradisional yang menerapkan cashless mempermudah pedagang dan pembeli
Jakarta (ANTARA) - Walikota Surakarta, Jawa Tengah Gibran Rakabuming Raka mengatakan transaksi digital berperan penting dalam mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional.
"Saat ini, kami tengah mendorong pelaku usaha untuk masuk ke dalam transaksi digital. Hal ini penting untuk mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional," kata Gibran dalam sambutannya di acara diskusi secara hibrida, Kamis.
Lebih lanjut, Gibran menyebut adaptasi transaksi digital oleh masyarakat termasuk pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) semakin terakselerasi di masa pandemi COVID-19 yang kini telah hampir memasuki tahun ketiga.
Baca juga: Peningkatan transaksi digital dinilai buka peluang investasi
"Masyarakat mau tidak mau dipaksa untuk beradaptasi agar dapat bertahan. Situasi ini turut mempercepat proses digitalisasi di berbagai sektor, mulai dari pendidikan, usaha, perkantoran, seni dan budaya, hingga pelayanan administrasi yang mulai mengadaptasi tekno digital," papar putra Presiden Joko Widodo tersebut.
Gibran menjelaskan, di Solo, pelaku UMKM dan pedagang di pasar tradisional sudah mulai menerapkan transaksi nontunai (cashless). Masifnya adaptasi tersebut, lanjut dia, membuat Kota Surakarta mendapatkan rekor MURI dengan kategori "Transaksi Digital Terbanyak di Pasar Tradisional".
"Pasar tradisional yang menerapkan cashless mempermudah pedagang dan pembeli. Transaksi digital tak hanya berperan dalam menambah omzet, namun juga memberikan berbagai kemudahan transaksi, kemudahan mendapatkan supplier, hingga transaction record," kata Gibran.
Ia melanjutkan, Pemerintah Kota Solo mendorong seluruh pelaku usaha terutama UMKM untuk go digital. Adopsi transaksi digital pun terbukti menggenjot pertumbuhan ekonomi di kota tersebut.
Baca juga: BI perkirakan transaksi e-commerce 2022 melonjak capai Rp530 triliun
"Pertumbuhan ekonomi Kota Solo mengalami pertumbuhan positif pada 2021 di angka 4,01 persen. Kondisi ini meningkat setelah mengalami defisit di tahun sebelumnya sebesar -1,74 persen. Semua ini salah satunya akibat proses digitalisasi untuk pemulihan ekonomi," kata Gibran.
Di sisi lain, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan Indonesia saat ini berada dalam proses akselerasi transformasi digital nasional.
"Untuk mendukung hal tersebut, salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah mengembangkan ekosistem digital yang terdiri dari beberapa komponen mulai dari infrastruktur, regulasi yang mendukung, dan ketersediaan talenta digital yang mumpuni," kata Semuel.
Ia melanjutkan, infrastruktur digital adalah kebutuhan dasar yang harus bisa diakses oleh semua komponen bangsa. Sementara dari sisi regulasi, Semuel menyebutkan payung hukum penting untuk menciptakan ekosistem yang kondusif, mendorong persaingan sehat, dan mengantisipasi inovasi baru agar ekosistem digital dapat tumbuh cepat.
"Sementara SDM digital dengan skill baik juga perlu agar mampu mengembangkan pemanfaatan teknologi digital dengan baik dan berguna," imbuh Semuel.
Baca juga: AFTECH: Nilai transaksi uang elektronik naik 58,5 persen 2021
Baca juga: BI: Transaksi digital banking naik 46,53 persen jadi Rp3.732,8 triliun
Baca juga: Kominfo kembangkan identitas digital untuk transaksi elektronik aman
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2022