Oleh karena militer AS tidak dapat beroperasi terang-terangan di Pakistan, maka pemerintah Obama banyak menggantungkan pada serangan pesawat tak berawak CIA untuk menyerang para gerilyawan yang diduga bersarang di sana.
Satu penelitian oleh Biro Investigasi Jurnalisme menunjukkan bahwa setidaknya 1.842 orang telah tewas dalam serangan Obama, dan sebagian besar dari mereka adalah gerilyawan.
Baru-baru ini, kepala penasehat kontra-terorisme Obama, John Brennan, melaporkan bahwa presiden telah "bersikeras" bahwa serangan-serangan pesawat tak berawak di Pakistan "tidak menempatkan orang-orang, pria, wanita dan anak-anak yang tidak bersalah dalam bahaya."
Namun, setidaknya 218 orang yang tewas dalam serangan pesawat pada pemerintahan Obama adalah orang-orang sipil.
Biro ini telah menemukan bukti yang layak dipercaya bahwa sekurang-kurangnya 45 warga sipil tewas dalam sekitar sepuluh serangan saat ini.
Tapi, AS terus bersikeras bahwa pihaknya tidak membenarkan kematian-kematian orang-orang non-petempur pada tahun lalu.
Sebagai perbandingan, terjadi 52 serangan pesawat AS di Pakistan selama bertahun-tahun Presiden Bush berkuasa.
Satu dari tiga serangan-serangan itu dilaporkan mengakibatkan kematian anak-anak. Hal ini cukup jelas menunjukkan keterlibatan agen-agen CIA di Pakistan.
Biro Investigasi juga belum jelas apakah AS menyelidiki dampak atas serangan-serangan itu, dalam rangka menilai dampak dan kepatuhan terhadap hukum internasional.
Mengingat kegagalan intelijen AS di Afghanistan, di mana kondisi relatif lebih kondusif, dan ada alasan nyata bagi skeptisisme tentang kemampuan AS untuk menargetkan secara akurat, dan untuk menilai dampak dari keakuratan serangan, kata Direktur Amnesti Internasional Asia Pasifik, Sam Zarifi.
Dia meminta, pemerintahan Obama untuk menjelaskan dasar hukum atas serangan-serangan pesawat tak berawak di Pakistan untuk menghindari persepsi bahwa Presiden AS bertindak dengan impunitas.
Pemerintah Pakistan juga harus memastikan akuntabilitas untuk membunuh tanpa pandang bulu, yang melanggar hukum internasional, yang terjadi di negeri itu, kata Sam Zarifi.
Biro itu kini telah mengidentifikasi 300 serangan pesawat tak berawak sejak 17 Juni 2004.
Dari jumlah tersebut, 248 telah terjadi selama Presiden Obama berkantor, atau meningkat ke frekuensi satu serangan setiap empat hari.
Menurut analisis mengenai rincian serangan, setidak-tidaknya 2.318 orang telah tewas dalam operasi CIA itu, dan mayoritas dari mereka diduga gerilyawan.
Tapi, di antara mereka sedikit-dikitnya 386 dan paling banyak 775 warga sipil dilaporkan tewas, termasuk perempuan dan anak-anak, demikian laporan biro investigasi.
(Uu.H-AK/A023)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011