Hanoi (ANTARA News) - Menteri Transportasi Vietnam menginstruksikan kepada para staf seniornya untuk berhenti bermain golf karena dianggap fokus terhadap permainan itu mengganggu kinerja mereka.

Sejumlah pejabat tinggi diinstruksikan untuk berhenti bermain golf atau menyelenggarakan turnamen golf demi terlaksananya tugas mereka dengan baik, demikian laman internet Kementerian Transportasi Vietnam.

Larangan tersebut bahkan mencakup bermain golf di luar jam kerja, demikian dikutip dari AFP.

"Karena negara dan keadaan ekonomi sedang mengalami masa sulit, kami akan bekerja lebih baik lagi dan fokus kepada kemampuan intelektual guna menunaikan tugas," kata Menteri Transportasi, Dinh La Thang, seperti dikutip harian Tuoi Tre, Kamis.

Golf sempat dipandang sebagai aktifitas kaum borju di negara komunis itu, namun belakangan semakin populer di kalangan pejabat negara.

Thang, seorang pejabat vokal yang departemennya menghadapi segudang masalah di negara yang sarat dengan kemacetan itu, telah menyebabkan kehebohan atas pernyataannya itu, yang beredar di kalangan staf pada Senin dan secara resmi diumumkan dalam jaringan pada hari berikutnya.

Larangan itu, yang jarang diberlakukan di sebuah negara yang para pejabatnya menghadapi berbagai tuduhan korupsi dan kurangnya akuntabilitas, mendapat dukungan publik dengan tingkat dukungan sebesar 60 persen, berdasarkan survei yang dirilis laman berita VNExpress.

"Sekali seseorang menjadi pejabat pemerintah, mereka harus menghadapi kenyataan bahwa dirinya berkemungkinan untuk menerima keuntungan yang lebih sedikit dari masyarakat biasa," kata seorang pembaca forum VNExpress, Tran Manh Ha.

Tetapi langkah itu juga mengundang kontroversi, dengan kekhawatiran bahwa larangan bermain golf untuk pejabat itu dapat mengganggu kehidupan pribadi mereka.

"Ia harus tetap mendorong mereka untuk tidak bermain golf karena hal itu menghabiskan waktu dan uang dengan larangan bermain golf hanya selama jam kerja," demikian komentar seorang pengamat dalam surat kabar Tien Phong.
(UU.SDP-10/H-AK)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011