Jakarta (ANTARA) - Peneliti Insitute for Development of Economics and Finance (INDEF) Nailul Huda menilai inisiatif PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) mengalokasikan dana hingga Rp310 miliar untuk mitra pengemudi saat Initial Public Offering (IPO) dinilai sebagai keputusan yang positif berpotensi untuk diikuti perusahaan-perusahaan startup lain yang memiliki mitra seperti halnya GoTo.
Program yang disebut sebagai saham gotong royong itu merupakan hal baru dan pertama terjadi di pasar modal Indonesia, khususnya dari bisnis startup.
"Sejauh ini memang belum ada lagi perusahaan startup yang membuat program seperti Program Saham Gotong Royong GoTo. Program ini bisa menjadi contoh bagi startup-startup lain, khususnya yang akan melakukan IPO. Ini bagus dan bisa dikatakan inklusif. Tapi program seperti ini memang hanya bisa dilakukan oleh startup yang memiliki mitra," ujar Nailul dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
Program saham Gotong Royong, lanjut Huda, bisa memberikan nilai tambah terhadap bisnis GoTo. Pasalnya, dengan melibatkan mitra sebagai perusahaan, rasa memiliki dan kebanggaan para mitra tersebut terhadap pengembangan bisnis GoTo ke depan akan tinggi. Sebagai pemilik saham tentunya kinerja positif dari GoTo akan dapat dirasakan juga oleh mitra pengemudinya.
"Investor ritel juga akan melihat bahwa bagi-bagi saham GoTo kepada para mitranya ini menjadi sinyal yang positif. Saya kira ini akan memberikan nilai tambah bagi IPO GoTo. Rasa memiliki mitra GoTo akan semakin besar," kata Nailul.
Dalam Program Saham Gotong Royong itu, penerima manfaat program mencakup berbagai kriteria mitra pengemudi, mulai dari mitra driver GoRide, GoCar, GoSend, GoFood, dan GoBox. Kriteria mitra pengemudi dalam program tersebut ditentukan berdasarkan beberapa faktor, di antaranya durasi kemitraan dan status aktif mitra pengemudi.
"Harapan saya, ke depan program ini tetap ada, bukan hanya saat IPO saja. Soalnya beberapa tahun ke depan kan GoTo berencana melakukan right issue saham. Jika saham gotong royong hanya diberikan saat IPO hal itu bisa dianggap gimmick dan justru bisa membahayakan GoTo," ujar Nailul.
Tidak hanya segelintir mitra yang mendapatkan saham dari GoTo, namun seluruh mitra pengemudi aktif di Indonesia berkesempatan mengikuti program Saham Gotong Royong. Mitra pengemudi yang telah terdaftar sebagai mitra sejak 2010 hingga 2016 akan berkesempatan menerima empat ribu lembar saham seri A GoTo. Sedangkan mitra pengemudi yang terdaftar sejak 2017 hingga bulan Februari 2022 berkesempatan untuk menerima 1.000 lembar saham seri A.
Saham tersebut akan diterima oleh mitra pengemudi setelah berakhirnya delapan bulan periode lock-up dihitung sejak pernyataan pendaftaran IPO GoTo telah dinyatakan efektif oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan OJK Nomor 22/POJK.04/2021. GoTo sendiri telah mendapatkan pernyataan efektif dari OJK pada 30 Maret 2022 lalu. Rencananya saham GoTo akan mulai tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 11 April 2022 mendatang.
Baca juga: GoTo alokasikan dana Rp310 miliar untuk mitra pengemudi
Baca juga: Analis nilai ekosistem dan prospek bisnis jadi daya tarik GoTo
Baca juga: Komisiaris BEI: IPO GoTo dorong pasar modal RI lebih bersaing
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022