Moskow (ANTARA News) - Perundingan pertahanan rudal antara Rusia-Amerika Serikat mengalami kebuntuan, kata Utusan asal Rusia untuk Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Dmitry Rogozin, pada Rabu.

Rogozin menambahkan, meski begitu, pemerintah di Moskow tidak akan melakukan konsesi dengan mengorbankan keamanan negaranya.

Wakil Menteri Luar Negeri Urusan Pengawasan Senjata dan Keamanan Internasional AS, Ellen Tauscher, pada Selasa (18/10) mengatakan AS siap menawarkan Rusia jaminan tertulis bahwa instalasi pertahanan peluru kendali Eropa dukungan NATO yang sedang dibangun tidak bertujuan untuk melawan Rusia.

Namun Tauscher menolak untuk memberi komitmen yang mengikat secara hukum yang diajukan oleh Moskow.

"Perundingan pertahanan rudal dengan AS mengalami kebuntuan," kata Rogozin dikutip RIA Novosti dan OANA.

"Kami akan melanjutkan perundingan, masih ada waktu meskipun sedikit," tambah dia. Ia juga mengingatkan Konferensi Tingkat Tinggi NATO akan diselenggarakan di Chicago pada Mei 2012.

"Akan sangat mungkin bagi kami untuk menggabungkan bentuk tanggapan tertentu dan dilanjutannya perundingan. Namun Presiden telah memutuskannya," ujar Rogozin.

"Keputusan kami masih bisa diubah, hal tersebut cerdas dan kami terbuka untuk berkompromi serta menawarkan jalan ke luar yang berbeda," ujar Rogozin.

Russia dan NATO setuju bekerja sama dalam sistem pertahanan rudal Eropa saat KTT di Lisabon pada November 2010.

NATO memutuskan harus ada dua sistem mandiri yang bisa saling bertukar keterangan, sementara Rusia menginginkan sistem gabungan dengan operasi bersama dalam skala penuh.

Washington telah mengundang Rusia untuk menggunakan radarnya guna melacak uji coba terbang satu atau lebih rudal pencegat milik AS.

Selain itu Rusia telah sepakat bekerja sama dalam sistem baru tersebut, namun mengingatkan bahwa Rusia bisa memperkuat pertahanan negaranya jika dalam perundingan tersebut tidak disetujui menjadi mitra penuh dalam instalasi pertahanan pimpinan AS tersebut.

(UU.SDP-12/C003)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011