Dalam rekonstruksi itu, polisi menghadirkan lima kawan Umar Patek, yakni Ali Imron, Abdul Ghoni, Mubarok, Sawad, dan Idris. Kelimanya adalah pelaku teroris yang divonis hukuman seumur hidup.
Proses rekonstruksi yang berlangsung sejak pukul 05.00 WITA itu diawali dari sebuah rumah kos di Jalan Pulau Menjangan, Denpasar, yang pernah dijadikkanya sebagai tempat untuk merakit bom dan menyimpan bahan-bahan peledak.
Dari Jalan Pulau Menjangan, kawanan teroris digelandang menuju Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Jalan Hayam Wuruk, Denpasar.
Di sini, Ali Imron dengan mengendarai sepeda motor sempat membawa bom rakitan dan meletakannya di depan Konjen Amerika Serikat.
Lokasi rekonstruksi ketiga adalah Terminal Ubung, Denpasar. Di terminal tersebut, Idris dan Sawad memeragakan penjemputan Umar Patek yang baru turun dari bus antarkota-antarprovinsi dan membawanya ke sebuah rumah kos di Jalan Gatot Subroto II Nomor 11, Denpasar, yang menjadi tempat keempat rekonstruksi.
Rangkaian rencana peledakan bom tersebut berakhir di kafe Sari Club, Kuta, yang sekarang menjadi Monumen Ground Zero.
Tepat di pertigaan Jalan Legian, Ali Imron datang dengan mengemudikan mobil pikap yang mengangkut bom sebelum kemudi diambilalih oleh tersangka lain.
Pikap berisi bom itu meledak pada 12 Oktober 2002 dan menewaskan 202 korban jiwa, baik warga negara Indonesia maupun warga negara asing.(*)
KR-PWD/M038
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011
Wajahnya begitu teduh....., begitu anggun..... begitu suci dan mulia.....