Pelaku pasar masih akan memantau perkembangan sentimen global, terutama dampak dari perang Rusia dan Ukraina...

Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi melemah setelah rilis risalah pertemuan bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve.

Rupiah bergerak melemah 3 poin atau 0,02 persen ke posisi Rp14.362 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.359 per dolar AS.

Analis Bank Mandiri Rully Arya saat dihubungi di Jakarta, Kamis, mengatakan, belum akan terlalu banyak sentimen yang akan menggerakkan pasar setelah publikasi inflasi pekan lalu dan rilis data ketenagakerjaan di AS.

"Pelaku pasar masih akan memantau perkembangan sentimen global, terutama dampak dari perang Rusia dan Ukraina, serta perkembangan imbal hasil US treasury," ujar Rully.

Baca juga: Rupiah melemah merespon pesan hawkish bank sentral AS

Risalah pertemuan The Federal Reserve terakhir memperkuat ekspektasi beberapa kenaikan suku bunga sebesar 50 basis poin untuk mengendalikan inflasi yang melonjak.

Pejabat The Fed memandang perlu ada kenaikan suku bunga besar dan kuat yang sesuai pada pertemuan mendatang, terutama jika tekanan inflasi meningkat.

Pejabat bank sentral juga setuju untuk mengurangi neraca sebesar 95 miliar dolar AS per bulan, 60 miliar dolar AS kepemilikan obligasi pemerintah dan 35 miliar dolar AS sekuritas yang didukung hipotek, selama tiga bulan.

Baca juga: Dolar AS akan tetap dominan selama Fed tetap "hawkish"

Rully memperkirakan rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.338 per dolar AS hingga Rp14.392 per dolar AS.

Pada Rabu (6/4) lalu, rupiah ditutup melemah 11 poin atau 0,08 persen ke posisi Rp14.359 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.348 per dolar AS.

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022