Harga minyak mentah juga tertekan oleh gambaran suram ekonomi dari "Beige Book" terbaru dari Federal Reserve.
Setelah diperdagangkan lebih tinggi untuk sebagian besar hari, didukung oleh tanda-tanda persediaan ketat di AS, kontrak utama New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November, turun 2,23 dolar AS dari harga Selasa menjadi 86,11 dolar AS per barel.
Minyak mentah Brent North Sea untuk Desember turun 2,76 dolar AS menjadi 108,39 dolar AS di akhir perdagangan London.
Rilis penilaian ekonomi periodik "Beige Book" The Fed menawarkan beberapa poin kecerahan bagi investor.
"Laporan dari 12 distrik Federal Reserve mengindikasikan bahwa secara keseluruhan kegiatan ekonomi terus berkembang pada bulan September, meskipun banyak daerah menggambarkan laju pertumbuhan sebagai `moderat` atau `sedikit,`" kata laporan itu.
"Kontak-kontak secara umum mencatat prospek lebih lemah atau kurang yakin untuk kondisi bisnis."
Sebelumnya harga minyak New York telah menambahkan lebih dari satu dolar per barel karena data mingguan menunjukkan stok AS jatuh tajam.
"Penurunan besar dalam stok minyak mentah benar-benar tak terduga dan menyediakan beberapa dukungan ke pasar," kata analis broker Sucden, Myrto Sokou.
"Tampaknya ada yang mendasari permintaan minyak dari AS, mengurangi kekhawatiran tentang perlambatan dalam pertumbuhan ekonomi global," katanya kepada AFP.
Departemen Energi AS mengatakan bahwa stok minyak mentah turun 4,7 juta barel dalam pekan yang berakhir 14 Oktober. Analis yang disurvei oleh Dow Jones Newswires memperkirakan kenaikan 1,1 juta barel.
Sementara itu Badan Energi Internasional (IEA) pada Rabu memperkirakan bahwa Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan perlu mempertahankan atau meningkatkan produksi minyaknya untuk memenuhi permintaan global tahun depan, meski pertumbuhan dunia melemah.
"Ada pasar yang cukup untuk produksi OPEC pada atau di atas tingkat saat ini dari 30,1 juta barel per hari," kata David Fyfe, direktur divisi pasar dan minyak IEA.
"Kami tidak berpikir ada pasar (di mana) produsen harus mencari untuk menskala kembali pasokan," katanya.
IEA mengatakan bahwa dunia menghadapi masa depan "mengerikan" kecuali ada perubahan total yang tentu saja dibuat untuk menangani masalah besar dari lonjakan permintaan energi. (A026/A027)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011