Jakarta (ANTARA News) - Seorang pria asyik menggoda bidadari yang terbuat dari hologram. Raut wajahnya terlihat langsung sumringah saat bidadari cantik bersayap putih itu. Satu dua kali tidak cukup, untuk ketiga kalinya sang bidadari kembali menciumnya. Pria muda tersebut membalas dengan sebuah pelukan, namun ia tak kunjung berhasil memeluk sang bidadari karena berbentuk hologram.

Interaksi bidadari bersayap ini menarik perhatian pengunjung Cilandak Town Square, Jakarta, akhir pekan lalu. "Ini adalah bagian dari gelaran Augmented Reality bertema Axe Fallen Angels (bidadari jatuh-red)".

Teknologi 'Augmented Reality' ini memungkinkan pengunjung 'bermain' dengan bidadari yang seolah-olah nyata dalam bentuk 3D.

"Teknologi Augmented Reality ini langsung kami datangkan dari Inggris dan pertama kalinya di Indonesia, agar masyarakat bisa merasakan sensasi serunya berinteraksi dengan bidadari hologram ," ujar Alexandre Winata, Brand Manager Axe, dalam siaran pers yang diterima, Rabu.

Menurut Alexandre Winata yang akrab disapa "Alex", teknologi yang sama sebelumnya juga dipakai saat promo "Campaign Fallen Angels" di Inggris dan menyedot perhatian warga London yang lalu lalang di stasiun subway Victoria.

Keseruan ini diboyong ke Jakarta untuk menggoda para pria pengunjung Citos. Di sebuah layar besar, para pria bisa melihat diri mereka bercengkerama dengan bidadari cantik bersayap.

Reaksi pengunjung yang mencobanya pun bermacam-macam, seperti Tommy, pengunjung asal Kemanggisan yang mengeluarkan HP nya untuk berfoto bersama bidadari. "Awalnya hanya iseng coba ternyata seru juga karena sosok bidadarinya seperti beneran padahal dia hologram," ujarnya.

Kegiatan Augmented Reality ini adalah bagian dari Promo Campaign Axe yang memberikan kesempatan kepada para pria untuk mencoba wangi menggoda dari varian barunya Axe Provoke. "Diyakini wangi yang diformulasikan dari 10 best selling perfumes menghasilkan wangi yang begitu efek yang begitu menggoda kepada wanita sehingga bahkan bidadari sekalipun jatuh ke bumi," demikian Alex. (*)


Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011