Makassar (ANTARA) - Inovasi Kelas Pijat Bayi Risiko Stunting (Kejar Stunting) yang digagas Kepala UPT Puskesmas Kecamatan Tanalili, Luwu Utara, dr Risma menjadi salah satu pemenang Top 30 inovasi pelayanan publik yang digelar Pemprov Sulsel.

"Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel) melalui Biro Organisasi Sekretariat Daerah secara resmi sudah mengumumkan pemenang inovasi itu pada Top 30 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2022," kata Risma di Luwu Utara, Sulsel, Rabu.

Pengumuman pemenang tersebut bernomor 060/3502/B.Organisasi ini ditandatangani Kabiro Organisasi Setda Sulsel dan Sekretaris Daerah Pemprov Sulsel, tertanggal 4 April 2022.

Menurut dia, pihaknya bersyukur mendapat prestasi sekaligus amanah untuk menerapkan hal itu sebagai salah satu pemenang Top 30 inovasi layanan publik.

Baca juga: Dosen Unand buat roti sorgum dan vla dari dadih untuk atasi stunting
Baca juga: BKKBN beri penghargaan daerah ciptakan inovasi turunkan tengkes

Menurut dia, program Kejar Stunting itu tujuannya agar bayi yang lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) tidak mengalami gagal tumbuh dan berkembang (stunting).

Sementara dari informasi biro Organisasi Setda Sulsel diketahui, selama proses kompetisi inovasi, Tim Evaluasi telah melakukan penilaian proposal inovasi dan 120 proposal inovasi dinyatakan lolos seleksi administrasi, yaitu 108 proposal inovasi kelompok umum, serta 12 proposal inovasi kelompok replikasi.

Dari 120 proposal inovasi, setelah melewati tahapan presentasi dan verifikasi lapangan, Tim Evaluasi bersama Sekretariat KIPP menetapkan Top 30 Inovasi Pelayanan Publik dan enam finalis kelompok replikasi KIPP Provinsi Sulsel 2022.

Selanjutnya, 30 inovasi pemenang Top Inovasi Pelayanan Publik dan enam Kelompok Replikasi KIPP Sulsel, akan ditetapkan melalui Surat Keputusan Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan, sekaligus pemberian penghargaan Top 30 KIPP Sulsel 2022.

Baca juga: Unej paparkan inovasi KKN tematik dalam rakornas penanganan stunting
Baca juga: BKKBN lakukan inovasi pendampingan ibu hamil atasi stunting

Sementara itu, Kabag Organisasi Pemkab Luwu Utara, Muhammad Hadi memberikan semangat kepada tiga inovasi yang tidak lolos Top 30 kali ini. Tiga inovasi yang belum berhasil itu adalah Simodis, Kedai Bumil dan Pugalu Sip. Kendati demikian, ketiganya masih bisa mengikuti KIPP Tingkat Nasional.

"Sepuluh inovasi tetap kita ikutkan pada KIPP Sinovik Tingkat Nasional. Semoga sukses inovasi Gerakan Tanam Sayur di Lahan Pekarangan (Getar Dilan) tahun kemarin dapat terulang di tahun ini,” katanya.

Untuk diketahui, Getar Dilan gagal di tingkat provinsi pada 2021, tapi sukses di tingkat nasional.

Baca juga: Tortea, inovasi IPB cegah stunting

Baca juga: Kemenkes:Indonesia butuh inovasi turunkan kekerdilan hingga 19 persen

Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022