Ke-10 titik operasi pasar itu tersebar di lima kecamatan di Palangka Raya, khususnya di wilayah-wilayah yang padat penduduk...
Palangka Raya (ANTARA) - Pemerintah Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah, melalui Dinas Perdagangan, Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian (DPKUKMP) menyiapkan 10 titik yang akan menjadi pusat operasi pasar elpiji.
"Ke-10 titik operasi pasar itu tersebar di lima kecamatan di Palangka Raya, khususnya di wilayah-wilayah yang padat penduduk seperti Kelurahan Langkai, Pahandut, Palangka dan Menteng," kata Kabid Perdagangan DPKUKMP Kota Palangka Raya, Hadriansyah di Palangka Raya, Selasa.
Dia menerangkan, operasi pasar itu nanti mencakup elpiji 3 kilogram (bersubsidi), gas 5,5 kilogram dan 12 kilogram. Program ini juga telah mendapat persetujuan Hiswana Migas dan Pertamina.
"Harga jual gas bersubsidi disesuaikan dengan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah kota. Sementara untuk yang tidak bersubsidi sesuai harga ditetapkan pertamina," kata Hadriansyah.
Baca juga: Menko Luhut ungkap sinyal kenaikan harga Pertalite hingga LPG 3 kg
Pria yang akrab disapa Ado itu menambahkan, setiap titik operasi pasar akan disiapkan sekitar 560 tabung dengan kategori gas bervariasi.
Pelaksanaan operasi pasar elpiji itu untuk menyikapi kenaikan harga kebutuhan bahan pokok saat Bulan Suci Ramadhan dan ldul Fitri 1443 H/2022 M. Selain itu, juga sebagai upaya memastikan ketersediaan pasokan gas.
Ia pun berharap, operasi pasar tersebut akan membantu dan meringankan masyarakat khususnya ekonomi menengah ke bawah termasuk para pelaku UMKM dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Sementara itu, untuk teknis penjualan, DPKUKM "Kota Cantik" bersama pihak terkait masih melaksanakan rapat pematangan mematangkan operasi pasar sehingga, nantinya kegiatan itu tepat sasaran dan merata.
"Sementara itu, sejauh ini ketersediaan elpiji di berbagai wilayah Kota Palangka Raya masih aman, meski harga juga bervariasi untuk setiap daerah," kata Hadriansyah.
Baca juga: Teminal LNG Benoa perkuat ketahanan energi dan pariwisata di Bali
Di Palangka Raya, elpiji PSO (bersubsidi), penyaluran pada bulan Januari mencapai 243.600 tabung atau setara 730,8 metrik ton (MT), sementara elpiji NPSO atau non bersubsidi rata-rata bulanan mencapai 487 MT.
"Sementara untuk stok selama Ramadhan hingga Idul Fitri terjadi kenaikan 40 persen pada elpiji non subsidi dan 60 persen untuk elpiji subsidi," katanya.
Sebelumnya Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin juga meminta Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) terus mengantisipasi kenaikan harga bahan pangan yang tidak wajar selama Ramadhan hingga Idul Fitri.
Dia mengatakan, kenaikan itu sering kali bukan karena ketersediaan stok tetapi ulah sejumlah pedagang atau pelaku usaha yang mencoba mencari keuntungan saat momen besar tersebut.
Fairid juga meminta seluruh anggota TPID bekerja maksimal untuk melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap distribusi bahan pokok masyarakat. Demikian juga untuk Pertamina dan Migas agar dapat memastikan tidak terjadi kelangkaan BBM dan elpiji bersubsidi 3 kilogram.
Pewarta: Rendhik Andika
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022