Tokyo (ANTARA) - Saham-saham Tokyo ditutup melemah tajam pada perdagangan Rabu, karena komentar hawkish dari Federal Reserve AS memicu kekhawatiran atas kenaikan suku bunga yang lebih besar dan laju pertumbuhan ekonomi di masa depan.
Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo (TSE) kehilangan 437,68 poin atau 1,58 persen menjadi menetap di 27.350,30 poin. Sementara itu, indeks Topix yang lebih luas merosot 26,21 poin atau 1,34 persen, menjadi berakhir di 1.922,91 poin.
Perdagangan dimulai dengan awal yang suram, kata dealer lokal, menyusul komentar hawkish yang dibuat Selasa (5/4/2022) oleh Gubernur Federal Reserve Lael Brainard yang memicu kekhawatiran atas dampak pengetatan moneter The Fed.
"Investor khawatir bahwa ekonomi AS akan melambat secara substansial karena kebijakan Fed. Ini juga dapat berdampak pada ekonomi Jepang karena kinerja eksportir akan lebih baik ketika ekonomi global tumbuh," Norihiro Fujito, ahli strategi investasi senior di Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities Co. mengatakan.
Dari perspektif yang lebih langsung, Takatoshi Itoshima, ahli strategi di Pictet Asset Management, mengatakan "Pernyataan Brainard memukul sentimen investor, dan penurunan semalam di Nasdaq mendorong aksi jual saham teknologi hari ini."
"Tapi secara keseluruhan, pasar Jepang relatif murah, jadi saya memperkirakan beberapa permintaan untuk membeli saham akan turun," kata Itoshima, dikutip dari Xinhua.
Pialang lain mengatakan para pelaku pasar juga sangat memperhatikan risalah pertemuan kebijakan moneter bank sentral AS pada Maret yang akan dirilis di kemudian hari untuk mengukur sikap The Fed.
Pada penutupan perdagangan, jumlah saham yang mengalami penurunan melebihi jumlah yang meningkat, sebanyak 1.545 berbanding 259 di Prime Market, sementara 35 mengakhiri hari tidak berubah, dengan saham peralatan listrik, transportasi laut dan peralatan transportasi memimpin penurunan.
Baca juga: Saham China ditutup beragam, Indeks Shanghai naik tipis 0,02 persen
Baca juga: IHSG merosot, dipicu prospek kenaikan bunga The Fed yang lebih agresif
Baca juga: Saham Asia jatuh, investor pantau pengetatan Fed dan sanksi baru Rusia
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022