Vaksin booster saat ini semuanya belum disediakan vaksin halal.
Jakarta (ANTARA) - Anggota Panitia Kerja (Panja) Pengawasan Vaksin Komisi IX DPR RI Nur Nadlifah mempertanyakan kemampuan PT Bio Farma memproduksi vaksin halal jenis sinovac.
"Terkait dengan stok vaksin sinovac, sebenarnya berapa kemampuan Bio Farma untuk memproduksi vaksin sinovac," kata Nadlifah dalam Rapat Panja bersama Bio Farma dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu.
Nadlifah menegaskan bahwa vaksin sinovac sudah mendapatkan fatwa halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Namun, kebijakan Kementerian Kesehatan tidak memasukkan vaksin sinovac untuk vaksinasi lanjutan atau booster.
"Vaksin booster saat ini semuanya belum disediakan vaksin halal," kata Nadlifah menegaskan.
Bio Farma sebagai BUMN, kata dia, telah mendapatkan penugasan khusus dari Pemerintah. Alasannya, perusahaan negara itu sejak 2021 mampu memproduksi vaksin sinovac yang telah mendapatkan fatwa halal oleh MUI.
Nadlifah mengungkapkan alasan Kemenkes tidak memasukkan vaksin sinovac sebagai vaksin booster karena produksinya terbatas. Vaksin sinovac hanya untuk vaksinasi anak-anak usia 6—11 tahun.
"Kenapa produksinya tidak ditambah? Sehingga booster ini ada pilihan vaksin halalnya. Berapa kali saya ulang karena mayoritas masyarakat Indonesia itu muslim. Dosa kalau tidak menyediakan vaksin halal," kata anggota Fraksi PKB itu.
Ia mengingatkan kondisi saat ini sudah berbeda ketika gelombang varian delta tahun kemarin. Saat itu masih kondisi darurat sehingga vaksin yang tidak mendapatkan fatwa halal pun boleh digunakan.
"Akan tetapi, hari ini tidak. Maka, dosa pemerintah jika tidak menggunakan vaksin yang sudah mendapatkan fatwa halal. Ini saya ingatkan sebagai sesama muslim. Kalau ternyata masyarakat tidak memilih itu, sudah urusannya," kata Nadlifah menegaskan.
Terkait dengan hal itu, Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir mengatakan bahwa kapasitas produksi khusus vaksin COVID-19 sebanyak 250 juta dosis per tahun.
"Ini yang kami produksi optimal sejak mendapatkan CPOB mulai Q1 dan kami produksi terus sampai Oktober 2021 untuk memenuhi target 125 juta dosis di Bio Farma," jelas Honesti.
Baca juga: PTUN Jakarta gelar sidang gugatan YKMI untuk vaksin booster
Baca juga: Anggota DPR minta Pemerintah upayakan gunakan vaksin halal
Pewarta: Fauzi
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2022