London (ANTARA News) - Harga minyak "rebound" (berbalik naik) pada Selasa, memenangkan kembali kerugian sebelumnya karena para pedagang mengabaikan data pertumbuhan ekonomi China yang lebih lemah dari perkiraan untuk fokus pada indikator lain yang membesarkan harapan dari kekuatan Asia itu.
Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet, untuk pengiriman November, melonjak 1,97 dolar AS menjadi 88,35 dolar AS per barel.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember menambahkan 48 sen menjadi 110,64 dolar AS per barel di akhir perdagangan sore di London.
Minyak telah jatuh dalam perdagangan sebelumnya setelah China mengatakan pertumbuhan ekonominya melambat menjadi masih mengesankan 9,1 persen pada kuartal ketiga, karena upaya pemerintah untuk menjinakkan inflasi dan turbulensi di Eropa dan Amerika Serikat yang menahan aktivitas, lapor AFP.
Pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di dunia itu melambat dari 9,5 persen pada kuartal kedua ke laju terendah dalam dua tahun, Biro Statistik Nasional (NBS) mengungkapkan.
"Angka PDB China kuartal ketiga menunjukkan negara tumbuh di tingkat paling lambat dalam dua tahun pada 9,1 persen tahun-ke-tahun, gagal memenuhi perkiraan," kata analis Sucden, Myrto Sokou.
"Namun, kami menerima beberapa lebih baik dari yang diharapkan pada penjualan ritel dan produksi industri yang mengimbangi kekhawatiran tentang perlambatan serius dalam ekonomi China."
Pertumbuhan output industri dari jutaan pabrik dan bengkel kerja di China sedikit melambat menjadi 14,2 persen dalam sembilan bulan pertama tahun ini.
Untuk September saja, produksi meningkat 13,8 persen tahun-ke-tahun dibandingkan dengan 13,5 persen pada Agustus.
Sementara penjualan ritel naik 17,7 persen tahun-ke-tahun pada September dan 17,0 persen dalam sembilan bulan pertama 2011.
Kesehatan ekonomi China memiliki dampak langsung terhadap harga dan permintaan minyak mentah, karena merupakan konsumen energi terbesar di dunia menurut Badan Energi Internasional (IEA).
Dalam transaksi sebelumnya pada Selasa, sentimen terpukul setelah lembaga pemeringkat Moody`s memperingatkan bahwa tingkat atas peringkat kredit Prancis bisa diletakkan pada prospek negatif.
Itu memicu kekhawatiran baru atas krisis utang zona euro menjelang KTT penting Uni Eropa di Brussels pada 23 Oktober.
Minyak mentah berjangka telah merosot pada Senin setelah pertemuan akhir pekan Kelompok 20 di Paris gagal memperkuat kepercayaan pasar dalam gambaran pertumbuhan global dan kesehatan keuangan Eropa.
Pedagang sekarang khawatir bahwa para pemimpin Uni Eropa mungkin gagal meluncurkan rencana kuat untuk menyelesaikan krisis zona euro pada KTT. (A026)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011