Painan, Sumbar (ANTARA News) - Gelombang pasang kembali menghantam sejumlah rumah penduduk dan mengancam puluhan rumah lain di sepanjang daerah pesisir pantai Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) sejak dua hari terakhir.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pesisir Selatan, Nasharyadi, Selasa menyebutkan, gelombang pasang terjadi sejak dua hari terakhir menyebabkan dua rumah penduduk di Muaro Jambu dan Muaro Kandis Kecamatan Linggo Sari Baganti rusak berat dan delapan rumah rusak sedang.
Sekitar 65 unit rumah mengalami rusak ringan dan terancam hantaman gelombang pasang dan abrasi (kikisan) pantai. Gelombang besar yang terjadi sejak Minggu (16/10) sore itu masih berlanjut hingga saat ini.
Menurutnya, ketinggian gelombang di pesisir pantai yang menghantam dan mengancam perumahan penduduk di kabupaten itu mencapai empat meter lebih dan itu masih berlanjut hingga saat ini.
Kondisi tersebut juga membuat masyarakat sekitar lokasi rawan gelombang atau abrasi pantai terpaksa mengungsi ke rumah saudaranya untuk menghindari ancaman gelombang.
Selain dua titik di Kecamatan Linggo Sari Banganti, gelombang pasang juga terjadi di pantai Nagari Lakitan Kecamatan Lengayang. Meski belum menerjang rumah penduduk yang menyebabkan kerusakan namun, puluhan rumah sekitar pantai Lakitan juga terancam.
"Kita sudah menurunkan tim SAR (Search and Rescue) ke lokasi untuk membantu masyarakat melakukan evakuasi terhadap korban dan benda berharga lainnya milik masyarakat sehingga terhindar dari ancaman dan kerugian akibat gelombang pasang," kata Nasharyadi.
Sementara Bupati Pesisir Selatan, Nasrul Abit ketika dihubungi melalui telpon genggamnya Selasa mengatakan, pihaknya baru saja mendapat laporan tentang musibah itu.
Dalam beberapa hari ke depan, jika dipastikan gelombang pasang dan abrasi berhenti maka Pemerintah kabupaten setempat juga akan menurunkan tim untuk melihat beberapa titik tersebut dalam melakukan pengecekan dan mendata rumah penduduk yang mengalami kerusakan akibat bencana tersebut.
Hingga saat ini Pemerintah kabupaten setempat belum bisa menaksir kerugian akibat bencana abrasi pantai tersebut. Namun hasil pengecekan sementara selain dua rumah yang tidak bisa ditempati, termasuk 8 unit rumah lainnya mengalami rusak sedang, ia menaksir kerugian materil mencapai ratusan juta akibat beberapa peralatan rumahtangga dari korban tersebut yang hilang dan terseret air laut atau rusak.
Nasrul mengimbau, masyarakat, khususnya warga yang bermukim dekat pantai agar waspada terhadap ancaman gelombang pasang yang akan terjadi. Karena diprediksi gelombang pasang bisa saja terjadi hingga beberapa hari kedepannya.
"Bagi warga yang tinggal terlalu dekat dengan pantai dan sudah terancam karena sudah terkena ciprakan air laut diminta untuk meninggalkan dulu rumahnya dan dibolehkan kembali kerumah setelah gelombang pasang berhenti dan diyakini tidak membahayakan bagi penghuni rumah," imbau Nasrul. (ANT)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011