Banda Aceh, (ANTARA News) - Seluas 800 hektare areal hutan bakau (mangrove) di Kabupaten Aceh Timur segera direhabilitasi melalui proyek nasional, Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GN-RHL/Gerhan).Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Aceh Timur, Ir T. Syamsuarsyah, MM, kepada wartawan di sela-sela acara pencanangan GN-RHL/Gerhan di Pantai Kuala Idi Cut sekitar 400 Km dari Banda Aceh, Rabu (15/2) menyatakan, rehabilitasi hutan bakau tersebut melibatkan 390 orang, yang dibagi kepada 13 kelompok tani.Total keseluruhan hutan bakau yang akan direhabilitasi seluas 1.300 Ha yang terdiri dari rahabilitasi hutan dan lahan di hulu atau hutan darat berjumlah 500 hektar, yang berlokasi di Kecamatan Birem Bayeun.Sedangkan rahabilitasi hutan dan lahan di hilir atau mangrove berjumlah 800 hektar, yang berlokasi di sejumlah kecamatan yaitu Kecamana Julok, Nurussalam, Madat, Peureulak, Rantau Seulamat dan Darul Aman/Idi Cut.Menurutnya, sebelum pelaksanaan proyek gerakan nasional rehabilitasi hutan dan lahan ini, terlebih dahulu diawali dengan pembekalan keterampilan melalui pelatihan petani kader RHL salama satu minggu.Khusus untuk Aceh Timur, jumlah masyarakat petani yang terlibat langsung dalam kegiatan GN-RHL/Gerhan tahun ini sebanyak 390 orang, yang dibagi kepada 13 kelompok tani.Adapun jenis-jenis tanaman yang dikembangkan itu yaitu bakau, cemara, ketapang, mahoni, sentang, meranti, durian, karet, petai papan dan sengon.Sementara itu, Pj Bupati Aceh Timur, Drs H Azman Usmanuddin, MM, menyebutkan degradasi hutan dan lahan di Indonesia saat ini telah menjadi keprihatinan banyak pihak baik secara nasional, regional maupun internasional.Data terakhir tentang kerusakan hutan dan lahan diperkirakan mencapai 2,83 juta hektare/tahunnya. Kerusakan hutan dan lahan tersebut terjadi pada berbagai fungsi dan jenis hutan termasuk hutan bakau dan pantai (mangrove).Ia menyatakan, untuk menangulangi hal tersebut, perlu dilakukan upaya pemulihan dan peningkatan kemampuan fungsi dan produktifitas hutan dan lahan.Untuk tahun ini juga diharapkan kegiatan dimaksud diarahkan untuk penanggulangan bencana alam banjir, tanah longsor dan kerusakan pantai. Dan ini juga merupakan gerakan moral yang dilandasi oleh semangat nasioanal, bertujuan untuk mengembangkan budaya rehabilitasi hutan dan lahan, katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2006