Muntok, Bangka Barat (ANTARA News) - Badan Tenaga Atom Nasional (Batan) bekerja sama dengan PT Surveyor Indonesia, pada 2012 merencanakan menanam sebanyak 300 peledak TNT di sepanjang pantai daerah Muntok, Bangka Barat untuk uji kegempaan sekaligus mengetahui struktur batuan yang ada di daerah itu.
"Kami sudah sering melakukan uji kegempaan tersebut dan tidak menimbulkan efek apapun terhadap lingkungan hidup, karena gempa yang ditimbulkan skalanya sangat kecil, jadi masyarakat tidak perlu khawatir mengenai uji coba tersebut," ujar Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bangka Barat, Chairul Amri Rani di Muntok, Selasa.
Ia menjelaskan, PT Surveyor Indonesia sebagai penanggung jawab studi tapak PLTN yang sedang dilakukan, rencananya akan menanam sebanyak 300 bahan peledak masing-masing berbobot satu kilogram yang ditanam di kedalaman 20 meter dari permukaan tanah.
Ia mengatakan, uji kegempaan tersebut untuk keperluan studi tapak PLTN dan sudah sering dilakukan pihak Batan, PT surveyor Indonesia dan Dinas ESDM untuk mengetahui jenis batuan dan tingkat kerapatan struktur yang ada di dalam tanah.
Menurut dia, penelitian dengan menggunakan bahan peledak sering dilakukan dalam studi untuk mengetahui kandungan mineral apa yang terkandung dalam tanah karena gempa yang dihasilkan dari peledakan tersebut akan tercatat dalam alat seismograf.
Ia mengatakan, penelitian tersebut sebagai salah satu tahapan studi tapak PLTN untuk menganalisa sejauh kemungkinan kelanjutan studi tersebut yang sedang dilakukan PT Surveyor Indonesia bekerja sama dengan pihak Batan.
Menurut dia, Dalam penanaman bahan peledak diperlukan perhitungan matang dari para ahli yang sudah memiliki pengalaman dalam bidang peledakan, agar tidak menimbulkan efek apa pun terhadap lingkungan sekitarnya.
Dengan alat geophone, katanya, garis amplitudo yang tercatat sangat menentukan akurasi kegempaan akan terlihat, dan hasilnya dapat dipelajari untuk menentukan layak tidaknya tempat tersebut untuk dijadikan lokasi pembangunan PLTN.
Setelah diperoleh data akurat, menurut dia, data tersebut berfungsi sebagai bahan pertimbangan PT Surveyor Indonesia dan Batan untuuk dilaporkan ke Pemerintah Pusat untuk menentukan kesiapan perencanaan program selanjutnya.
"Proses pembangunan PLTN masih sangat panjang, pemerintah masih mempelajari dan terus melakukan uji kelayakan lokasi untuk mencari kemungkinan terbaik untuk perencanaan pembangunan PLTN di Muntok," ujarnya.
Jika hasil uji kelayakan berupa peledakan di berbagai titik tersebut memungkinkan dan dianggap layak, pembangunan PLTN akan dimulai sekitar 2015 sampai 2023, dilanjutkan uji coba pada 2025 sampai 2030, dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan listrik untuk Pulau Sumatera, Jawa dan Bali sekitar 40 persen. (ANT)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011