Kediri (ANTARA News) - Kesebelasan Persik Kediri membidik mantan pelatih Persema Malang, Subangkit, pascahengkangnya pelatih Jaya Hartono, untuk melatih klub berlaga dalam kompetisi musim depan.
Bendahara Persik Kediri, Wisnu Arya, Senin, mengemukakan saat ini manajemen sedang membahas sejumlah nama yang hendak direkrut menjadi pelatih.
"Nantinya, ada 2-3 pelatih berlisensi A dan B yang kita proyeksikan menggantikan Jaya Hartono. Salah satunya pak Subangkit (mantan pelatih Persema Malang, red)," katanya di Kediri.
Ia mengatakan, untuk calon pelatih yang akan datang, setidaknya harus memiliki skema yang sama dengan mantan pelatih, Jaya Hartono. Hal itu disebabkan, para pemain yang ada saat ini adalah hasil perekrutan dari Jaya, hingga perlu dipertimbangkan dalam memilih calon pelatih.
Saat melatih, Jaya lebih banyak menerapkan pola pertandingan 4-3-3. Diharapkan, saat ada pelatih baru, pascahengkangnya Jaya Hartono yang dikabarkan "merapat" ke Persija Jakarta, skema itu tetap akan dijalankan.
Selain berencana merekrut Subangkit, ia mengatakan manajemen tetap mempertimbangkan untuk merekrut pelatih lokal untuk mendesain Persik. Namun, untuk nama-nama yang hendak dipilih, masih belum diputuskan.
"Kami juga pertimbangkan merekrut pelatih lokal. Tentunya, mereka diharuskan mempunyai lisensi. Tapi, untuk nama-nama, kami belum bisa pastikan," katanya.
Walaupun sudah berencana untuk merekrut pelatih baru, Wisnu mengatakan masih harus keputusan resmi tentang masalah itu dengan Ketua Umum Persik Kediri, Samsul Ashar.
Hal itu disebabkan, dalam rapat-rapat, ketua umum tidak dapat mengikuti langsung, karena masih menempuh pendidikan dengan sejumlah kepala daerah lainnya di Boston, Amerika Serikat, dan baru pulang pada Minggu (16/10).
Manajemen Persik Kediri kebingungan mencari dana untuk persiapan kompetisi musim depan. Padahal, sejumlah pemain dan pelatih Jaya Hartono telah diminta untuk bergabung dengan Persik.
Dana konsorsium yang diharapkan bisa turun untuk meringankan beban Persik, senilai Rp8 miliar hingga kini juga belum jelas. Padahal, dana itu sudah disepakati, sesuai dengan kontrak di antara keduanya.
Manajemen pun kesulitan mencari sponsor untuk menghidupi klub yang pernah menjadi juara kompetisi Divisi I tahun 2002, juara Liga Indonesia 2003 dan 2006, dan dua kali merebut Piala Gubernur Jatim. itu. PT Gudang Garam, Tbk yang diharapkan menjadi sponsor utama enggan, dan hanya memilih untuk memberikan dana hibah saja.
Kalangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Kediri dalam APBD 2011 hanya menganggarkan Rp7,5 miliar. Pada 2012, dewan berencana menghentikan anggaran untuk klub profesional bagi Persik dan mengharuskan mereka mandiri.
Akibat belum adanya anggaran yang turun, baik dari konsorsium maupun dari sponsor, sejumlah pemain, termasuk pelatih Persik, Jaya dilepas. Beberapa di antaranya mereka dikabarkan "merapat" ke Persija dan Arema, dengan mendapat rekomendasi dari manajemen Persik Kediri.
Manajemen menyebut, jumlah pemain yang dilepas ada sekitar 40 persen dari total seluruh pemain, sekitar sembilan orang. Namun, mereka enggan menyebut namanya.
(ANT-073/C004)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011