semua kelurahan di Pasar Rebo ada yang rawan longsor

Jakarta (ANTARA) - Wilayah Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur, termasuk daerah rawan pergeseran tanah berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta.

Camat Pasar Rebo, Jakarta Timur, Mujiono di Jakarta, Selasa, mengatakan, tak menampik hal tersebut karena secara geografis terdapat kemiringan antara lahan yang cukup signifikan.

"Fluktuasi kemiringan dan perbedaan antara lahan yang satu dengan lain terkadang bisa satu sampai tujuh meter. Hampir semua kelurahan di Pasar Rebo ada yang rawan longsor," kata Mujiono.

Mujiono menambahkan potensi pergeseran tanah itu sudah diantisipasi pihaknya dengan cara melakukan pemetaan lokasi-lokasi yang dinilai rawan longsor di lima kelurahan tersebar di Kecamatan Pasar Rebo.

Namun, dari hasil pemetaan kecamatan dan kelurahan yang dilakukan beberapa waktu lalu tersebut belum ditemukan ada potensi pergeseran tanah dan longsor.

Baca juga: Jakarta kemarin, tanah bergerak sampai perekonomian Jakarta

"Kegentingan atau kedaruratannya belum terlihat, semoga terus demikian. Namun, untuk antisipasi pergeseran tanah di Pasar Rebo biasanya dengan turap tembok yang kuat," ujar Mujiono.

Mujiono mengatakan warga Kecamatan Pasar Rebo yang memiliki lahan di lokasi rawan pergeseran tanah sudah memiliki kesadaran untuk membangun turap secara mandiri.

Sementara itu, untuk lokasi rawan pergeseran tanah yang berada di lahan aset Pemprov DKI Jakarta dibuatkan turap oleh Dinas Sumber Daya Air (SDA) dan pihak dinas terkait lainnya.

Dia mengatakan Kecamatan Pasar Rebo hingga kini masih menunggu hasil kajian resmi dari BPBD DKI Jakarta terkait potensi pergeseran tanah untuk melakukan langkah-langkah pencegahan.

"Infonya baru dari media massa. Bahwa sesar (patahan) Cibatu yang tadinya hanya sampai Setu, Bekasi, sekarang potensinya sudah sampai Tangerang. Namun, hasil kajian dan info resmi (BPBD DKI) belum kami dapatkan," kata Mujiono.

Baca juga: BPBD DKI ingatkan 10 kecamatan rawan tanah bergerak

Pewarta: Yogi Rachman
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2022