Dompu, NTB (ANTARA News) - Sedikitnya 29 orang warga Desa Matua, Kecamatan Woja dan Desa Woko Kecamatan Pajo. Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat diduga keracunan makanan yang dibawa dari acara perkawinan kerabatnya di Desa Woko Minggu malam (16/10) pukul 16.56 WITA.

Rani, salah seorang pasien korban keracunan makanan asal Desa Matua di RSUD Dompu mengatakan, sekitar pukul 16.56 WITA ia bersama keluarganya menyantap makanan yang dibawa ibunya dari rumah kerabatnya yang menggelar hajatan di Desa Woko, Kecamatan Pajo.

Dari 29 korban keracunan makanan itu, 20 orang diantaranya warga Desa Woko, namun kondisinya tidak terlalu parah dan sembilan orang korban lainnya asal Desa Matua terpaksa dirawat di RSUD Dompu.

Dugaan sementara para korban memakan mi bihun dan ayam yang dibawa salah seorang keluarganya dari rumah kerabatnya di Desa Woko Kecamatan Pajo yang sedang menggelar pesta pernikahan anaknya.

"Setelah makan makanan yang dibawa dari pesta perkawinan itu seluruh anggota keluarga saya merasa mual dan muntah-muntah. Tidak hanya kami, tetapi keluarga sepupu saya juga mengalami hal yang sama," katanya.

Di pihak keluarga Rani terdapat empat orang yang mengalami keracunan, sementara di keluarga sepupunya ada lima orang.

Dari sembilan korban keracunan tersebut, Muhtar (54), orangtua Rani, yang terparah. Bahkan dia sempat tidak sadarkan diri.

"Bapak saya yang paling parah, karena dia makan makanan tersebut cukup banyak," katanya.

Hingga kini pihak RSUD Dompu belum bisa menyimpulkan penyebab keracunan yang dialami warga tersebut. Namun dari hasil diagnosa, sembilan warga tersebut positif keracunan makanan.

Kepala Kepolisian Resort (Kapolres) Dompu, AKBP Agus Nugroho melalui Kepala Unit Pidana Umum (Pidum), mengakui telah membawa sampel makanan untuk diteliti lebih lanjut. Belum ada yang ditahan terkait kasus keracunan tersebut.

"Kami sudah membawa sisa makanan tersebut ke Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBOM) Mataram untuk diteliti di laboratorium. Butuh waktu tiga hari untuk mengetahuinya," katanya.
(232/M025)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011