Kami senang kalau ini jalan, karena kita bisa bangun (pembangkit beserta transmisi) di satu tempat dan jualnya ke tempat lain
Jakarta (ANTARA) - PT Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMITS) menyambut baik rencana interkoneksi jaringan listrik dari Aceh hingga Papua yang kini sedang digarap oleh pemerintah Indonesia untuk mencapai target netralitas karbon pada 2060 atau lebih awal.
"Kami senang kalau ini jalan, karena kita bisa bangun (pembangkit beserta transmisi) di satu tempat dan jualnya ke tempat lain," kata Direktur Utama EMITS Yovie Priadi di Jakarta, Senin.
Yovie mengatakan rencana pembangunan interkoneksi jaringan listrik Super Grid tersebut menjadi peluang bagus karena akan membentuk potensi-potensi power willing di Indonesia.
Menurut dia, interkoneksi jaringan listrik itu bukan hanya menyambungkan Jawa saja atau Indonesia, tetapi juga tersambung ke Malaysia, Singapura, Thailand, bahkan hingga ke Australia.
"Kalau itu terjadi sudah seperti di Eropa, kita bisa jualan listrik yang beli Thailand dan itu akan ada persaingan harga karena itu akan jadi open market yang kompetitif," ujar Yovie.
EMITS menargetkan untuk mendapatkan kontrak pemasangan sebesar 80 sampai 100 MWp pada 2022 dan 500 MWp pada 2025. Perusahaan yang merupakan anak usaha PT Indika Energy Tbk ini menyasar segmen industri, komersial, dan utility untuk mencapai target tersebut.
Pada Maret 2022, EMITS menandatangani perjanjian dengan PT Mangole Timber Producer yang merupakan bagian dari grup Sampoerna Kayoe untuk membangun PLTS ground-mounted berkapasitas 12 MWp dan sistem baterai 3 MWh di wilayah operasional grup Sampoerna Kayoe yang berlokasi di Mangole, Maluku Utara.
Lebih lanjut Yovie berharap pemerintah dapat menggeser investasi industri ke wilayah yang memiliki potensi radiasi matahari yang cukup baik untuk pembangkit listrik tenaga surya, seperti Kalimantan, Sulawesi ataupun Nusa Tenggara Timur.
Sebelumnya dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI di Jakarta pada 17 Februari 2022, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif mengatakan pengembangan teknologi Super Grid akan meningkatkan konektivitas sistem kelistrikan antar pulau untuk berbagi sumber energi terbarukan yang bersih dan ramah lingkungan.
Arifin berharap pengembangan interkoneksi jaringan Super Grid dapat mengatasi divergensi antara sumber energi terbarukan dan lokasi permintaan listrik yang tinggi.
Kementerian ESDM berencana memulai proyek Super Grid pada 2025 untuk meningkatkan penetrasi energi terbarukan yang menghubungkan listrik di setiap pulau di Indonesia.
Baca juga: Indika Energy terus kembangkan potensi listrik tenaga surya
Baca juga: Teknologi digital dan EBT jadi pendorong transisi energi
Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2022