Nairobi (ANTARA News) - Pasukan Kenya menyeberangi perbatasan memasuki Somalia untuk menyerang gerilyawan Al-Shabaab yang mereka tuduh mendalangi sejumlah penculikan warga asing, kata beberapa pejabat Kenya, Minggu.
"Kami menyeberang masuk ke Somalia untuk memburu Al-Shabaab, yang bertanggung jawab atas penculikan dan penyerangan di negara kami," kata juru bicara pemerintah Alfred Matua kepada AFP.
Seorang wartawan AFP di dekat perbatasan melihat sejumlah besar pasukan serta pesawat dan helikopter militer yang terbang di atas mereka.
Beberapa saksi melaporkan pergerakan besar pasukan di daerah perbatasan Kenya, dan truk-truk berisi prajurit bergerak ke arah perbatasan.
Serangan itu dilakukan sehari setelah Menteri Keamanan Dalam Negeri Kenya George Saitoti menyebut Al-Shabaab Somalia sebagai "musuh" dan berjanji menyerang mereka "di mana pun mereka berada".
"Kenya memberikan dukungan logistik dan moral," kata Abdirahman Omar Osman, juru bicara pemerintah Somalia dukungan Barat, yang menguasai Mogadishu dengan bantuan sekitar 9.000 prajurit Uni Afrika.
Namun, ia mengatakan, adalah pasukan Somalia di wilayah selatan yang "memerangi Al-Shabaab di lapangan".
Dalam waktu kurang dari sebulan, seorang wanita Inggris dan seorang wanita Prancis diculik dari kawasan wisata pantai Kenya dalam dua insiden terpisah, yang merupakan pukulan besar bagi industri pariwisata di Kenya.
Kamis, dua wanita pekerja bantuan asal Spanyol diculik dari kamp pengungsi Dadaab, Kenya, kamp terbesar di dunia yang menjadi tempat bagi sekitar 450.000 pengungsi yang sebagian besar orang Somalia yang menyelamatkan diri dari kekeringan, kelaparan dan perang.
Penculikan-penculikan itu juga diyakini dilakukan oleh Al-Shabaab Somalia. Belum ada tuntutan yang diumumkan oleh penculik bagi pembasan para sandera itu.
Al-Shabaab yang bersekutu dengan Al-Qaida mengobarkan perang selama empat tahun ini dalam upaya menumbangkan pemerintah sementara Somalia dukungan PBB yang hanya menguasai sejumlah wilayah di Mogadishu.
Nama Al-Shabaab mencuat setelah serangan mematikan di Kampala pada Juli 2010.
Para pejabat AS mengatakan, kelompok Al-Shabaab bisa menimbulkan ancaman global yang lebih luas.
Al-Shabaab mengklaim bertanggung jawab atas serangan di Kampala, ibukota Uganda, pada 11 Juli yang menewaskan 79 orang.
Pemboman itu merupakan serangan terburuk di Afrika timur sejak pemboman 1998 terhadap kedutaan besar AS di Nairobi dan Dar es Salaam yang diklaim oleh Al-Qaida.
Washington menyebut Al-Shabaab sebagai sebuah organisasi teroris yang memiliki hubungan dekat dengan jaringan Al-Qaida pimpinan Osama bin Laden.
Milisi garis Al-Shabaab dan sekutunya berusaha menggulingkan pemerintah Presiden Sharif Ahmed ketika mereka meluncurkan ofensif mematikan pada Mei tahun lalu.
Mereka menghadapi perlawanan sengit dari kelompok milisi pro-pemerintah yang menentang pemberlakuan hukum Islam yang ketat di wilayah Somalia tengah dan selatan yang mereka kuasai.
Al-Shabaab dan kelompok gerilya garis keras lain ingin memberlakukan hukum sharia yang ketat di Somalia dan juga telah melakukan eksekusi-eksekusi, pelemparan batu dan amputasi di wilayah selatan dan tengah.
Somalia dilanda pergolakan kekuasaan dan anarkisme sejak panglima-panglima perang menggulingkan diktator militer Mohamed Siad Barre pada 1991. Selain perompakan, penculikan dan kekerasan mematikan juga melanda negara tersebut. (M014)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011