Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Rabu, memanggil enam gubernur yang daerahnya diserang wabah flu burung yakni Lampung, DKI Jakarta, Banten, Jabar, Jateng, dan Sulsel untuk membahas penanganan flu burung secara lebih serius. Menurut Menko Kesra Aburizal Bakrie, usai rapat kabinet terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, dalam waktu dekat masing-masing daerah akan membentuk tim koordinasi pemberantasan flu burung yang dipimpin langsung gubernur di masing-masing daerah tersebut. "Ada lima langkah penanganan yaitu pada unggas, manusia, sosialisasi sampai ke desa, riset, dan pembuatan obat tamiflu," katanya. Riset tersebut untuk mengetahui apakah jenis virus flu burung di Indonesia sama dengan di negara lain dan untuk melihat apakah obat tamiflu cocok untuk Indonesia. Untuk menyadarkan masyarakat bahwa penyebaran virus flu burung sangat terkait dengan kondisi lingkungan, pemerintah akan mengadakan Hari Kebersihan Nasional yang diselenggarakan kemudian. Langkah lain yang akan ditempuh adalah pengadaan dua juta kapsul tamiflu dan saat ini sedang dipesan sebanyak 200.000 butir ke perusahaan Roche. Menurut Aburizal, Menkes ditugaskan Presiden mempersiapkan kerja sama dengan PT Kimia Farma untuk pembuatan obat tersebut dan mengimpor bahan bakunya. Selain itu, Menkes juga ditugaskan menambah rumah sakit (RS) rujukan menjadi 100 unit dari 45 RS rujukan saat ini. Sementara itu, Gubernur DKI Sutiyoso menyarankan, agar di masing-masing daerah yang terjangkit flu burung melakukan pemeriksaan dari rumah ke rumah untuk melihat lingkungan yang mungkin terkena virus tersebut. Menurut dia, pemeriksaan "door to door" harus dilakukan karena yang berbahaya justru pada rumah yang hanya punya satu atau dua ekor unggas baik berupa burung hias atau ayam potong biasa yang dibiarkan bebas berkeliaran. "DKI mempunyai korban terbanyak wabah flu burung tidak hanya karena memiliki penduduk paling padat tapi juga mengkonsumsi paling banyak ayam. Sedang dipikirkan apakah perlu untuk membuat peraturan melalui perda sebagai landasan hukum untuk mengatur transportasi unggas yang masuk ke DKI," katanya. Sementara itu, Aburizal mengatakan bahwa unggas yang terkena flu burung sudah menurun sangat drastis dari sebelumnya 4,8 juta ekor menjadi tinggal 100.000 ekor. "Dari 100.000 itu yang terbanyak adalah burung puyuh," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006