"Sulinggih hendaknya juga dapat memotivasi umat dalam membuat ritual agar jangan sampai menjadi beban, utamanya kepada masyarakat miskin," katanya, di Denpasar, Minggu.
Menurut dia, tidak sedikit masyarakat yang mengeluh karena kegiatan ritual yang dilaksanakan secara besar-besaran menjadi tambahan beban ekonomi bagi mereka.
"Kalau sampai agama sudah dianggap sebagai sebuah beban, maka hal itu menandakan ada sesuatu yang salah. Yang salah itu pelakunya karena pada dasarnya agama akan mengantarkan umat menuju kedamaian dan kesejukan batiniah," ujarnya.
Ia mengharapkan para sulinggih dapat memberikan tuntunan-tuntunan keagamaan yang lebih intensif, termasuk memotivasi kepada umat untuk semangat bekerja.
"Kita semestinya belajar dari pengalaman umat Hindu di India dan pada zaman Majapahit bahwa sisi ekonomi itu sangat penting demi kelangsungan umat Hindu," katanya.
Jika umat itu dalam keadaan miskin, maka tidak baik bagi kelangsungan sebuah agama dan juga bagi suatu negara.
"Sebagai anggota Dewan, peran yang dapat diambil dengan terus berupaya menyejahterakan masyarakat Bali bersama-sama dengan pemerintah dan masyarakat luas," kata politikus asal Kabupaten Gianyar itu.
(KR-LHS)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011