Jeddah, Arab Saudi (ANTARA News) - Seorang pejabat penting Arab Saudi telah memperingatkan, Sabtu, bahwa kerajaan itu tidak akan mentolerir kerusuhan pada ibadah haji tahunan umat Islam ke Mekah bulan depan, pada waktu ketegangan meningkat dengan Iran.
"Kami tidak akan membolehkan apa saja yang akan mengganggu kedamaian ibadah haji dan menggelisahkan para jemaah. Itulah sebabnya mengapa kami tidak akan mentolerir kerusakan, kerusuhan atau kekacauan pada musim haji ini atau di luar (musim haji) itu," kata Pangeran Khaled al-Faisal, gubernur provinsi Mekah, pada wartawan, lapor AFP.
"Tanggung jawab paling penting pada negara ini adalah menjamin kenyamanan dan keamanan para jemaah," kata pangeran Arab Saudi yang memimpin komisi untuk haji itu.
Para jemaah dari seantero dunia telah mulai berdatangan di Arab Saudi barat untuk ibadah haji, yang tahun ini berpuncak pada pekan pertama bulan November dengan semua jemaah, diperkirakan jumlahnya lebih dari dua juta, berkumpul di padang Arafah.
Padang Arafah berada persis di luar kota Mekah, yang menampung tempat paling suci dalam Islam (Masjidil Haram).
Peringatan pejabat Arab Saudi itu, yang menggemakan peringatan keras yang sama dari para pejabat pemerintah sebelum ibadah haji setiap tahun, bertepatan dengan peningkatan dramatis ketegangan antara Riyadh dan Teheran.
Departemen Kehakiman Amerika Serikat pada Selasa menuduh elemen-elemen di Teheran telah merencanakan untuk membunuh duta besar Arab Saudi untuk Washington. Tuduhan itu telah dibantah dengan keras oleh Iran, tapi Arab Saudi ingin membawa masalah itu ke Dewan Keamanan PBB.
Pasukan keamanan Arab Saudi, yang belakangan ini juga diganggu oleh demonstrasi warga Syiah terumata di provinsi timur, pada masa lalu telah bentrok dengan para jemaah haji Iran yang mengadakan unjuk rasa anti-AS dan anti-Israel.
Pada 1987, upaya polisi untuk melumpuhkan demonstrasi itu telah memicu bentrokan yang menyebabkan 402 orang tewas, termasuk 275 warga Iran. (S008/AK)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011